BNN: Waspada Bila Diajak Menikah di Luar Negeri Oleh Orang Asing

BNN: Waspada Bila Diajak Menikah di Luar Negeri Oleh Orang Asing

- detikNews
Jumat, 07 Jan 2011 19:06 WIB
Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengimbau masyarakat mewaspadai modus orang yang tidak jelas asal-usulnya untuk mengajak menikah di luar negeri. Bisa jadi cara itu dijadikan siasat peredaran narkoba sindikat internasional.

"Dengan cara menikahi calon kurirnya mereka menikahinya di luar negeri, kemudian mereka diminta pulang ke Indonesia dengan membawa narkotika, waspadalah" kata Direktur Narkotika Alami Benny Mamoto, usai gelar perkara penangkapan bandar narkotika yang dikendalikan di Lapas Nusakambangan, Jumat (7/1/2010).

Cara lain adalah seolah-olah sang bandar membatalkan atau memundurkan jadwal pernikahan. "Calon kurir itu disuruh pulang dengan koper isi narkotika," jelas Benny.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Modus lain yang digunakan bandar dalam merekrut calon kurir yang didominasi perempuan adalah dengan mengajak jalan-jalan gratis ke luar negeri. Tetapi ketika pulang dititipkan barang haram yang tidak diketahui sang kurir.

"Sedangkan pihak yang mengajak tidak pulang bersamaan," ujar Benny.

Cara yang lainnya, adalah meminta alamt rumah untuk menerima paket dari luar negeri yang ternyata paketnya berisi narkoba.

"Jangan sampai memberikan alamat kepada orang yang tidak jelas asal usulnya, apalagi meminjamkan KTP," tegas Benny.

Sebagian kurir, lanjut Benny, berasal dari TKW-TKI yang akan kembali ke kampung halaman. Berdasarkan catatan BNN TKW-TKI yang bekerja di China dan Hong Kong banyak kedapatan membawa sabu.

"Tidak hanya di Asia, di Amerika Latin Ekuador dua TKW tertangkap di sana karena membawa narkotika," ujar Benny.

Dia menambahkan, dalam membawa kristal dan serbuk haram masuk ke Indonsia, sindikat peredaran narkotika biasa menggunakan cara menyimpannya di lapisan dalam koper dengan dilapisi plat logam, di simpan di termos, keramik, lukisan, dan kaki palsu.

"Cara itu digunakan untuk mengelabui petugas periksa bandara," tuturnya.

Mengenai transaksi uang hasil distribusi narkoba antar negara, jelas Benny, jaringan internasional menggunakan Hawala Banking System. Dengan sistem perbankan tersebut, tidak akan terlihat adanya pergerakan uang antar negara.

"Sehingga sulit dideteksi aliran uangnya. Money changer legal (Hawala) itu memiliki cabang di berbagai negara di dunia," tutur Benny.

Pola transaksi lainnya adalah dengan menyaru usaha penampungan uang TKW-TKI yang akan dikirim ke keluarga tenaga kerja di Indonesia. Nantinya uang tersebut akan disalurkan melalui money changer legal dan masuk rekening-rekening yang sudah disiapkan terlebih dulu.

"Selanjutnya uang yang masuk digunakan untuk operasional peredaran dan gaji para kurir," paparnya.

(ahy/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads