"Di ATM yang stand alone seharusnya selain dilengkapi satpam juga dilengkapi dengan perimeter, yakni blok-blok semen yang membatasi antara ATM dengan jalan," kata kriminolog dari Universitas Indonesia Adrianus Meliala dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (3/1/2011).
Dengan adanya blok-blok semen di sekitar ATM yang berdiri sendiri itu, maka mobil atau pun sepeda motor tidak akan langsung bisa parkir di mulut ATM. Hal ini akan menyulitkan maling yang berniat menggondol mesin ATM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ATM stand alone, imbuh Adrianus, dibangun oleh pengelola bank dalam rangka mendekatkan layanan kepada nasabahnya. Sayangnya ATM yang sendirian itu menjadi sasaran empuk pencuri. Bandingkan dengan ATM yang menyandar di dinding perkantoran atau mal. Rata-rata ATM itu aman dari jamahan pencuri.
"Memang kalau di dalam kantor atau mal, waktu operasi ATM menjadi tidak maksimal karena mengikuti waktu operasi gedungnya. Bank lalu membuat ATM di lokasi-lokasi yang terjangkau nasabah, namun ternyata itu membuat mereka terpapar pencurian," imbuh Adrianus.
Pelaku pencurian mesin ATM, lanjut mantan staf ahli Kapolri ini, tidak harus dilakukan oleh orang dalam. Dari pengalaman, biasanya dilakukan oleh sekelompok orang luar. Mereka biasanya mengamati kapan mesin tersebut diisi oleh pihak bank. Selanjutnya mereka mencari waktu yang aman untuk melancarkan aksinya.
"Perampok tidak akan melihat jumlah (uangnya) berapa, tapi lebih melihat kepada pola kapan diisi dan kapan mereka akan mengambil," ucap Adrianus.
Jika kejahatan yang dilakukan adalah pembobolan sistem ATM, maka ada kemungkinan orang dalam yang ikut bermain. Tetapi bila sampai terjadi perusakan fisik, biasanya pelaku adalah orang luar.
"Kalau ada unsur perusakan fisik, sampai digondol sama rumahnya, maka ini orang luar. 3 Sampai 4 Orang bisa mengangkat mesin ATM dengan gampang kalau mobil diparkir di depan mulut ATM," tutup Adrianus.
Maling menggondol mesin ATM BNI di samping mini market Alfa Midi Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Minggu (2/1) dini hari kemarin.
Posisi ATM itu berada dalam sebuah ruangan kaca berukuran 1x1,5 meter. Ruangan kecil tempat ATM itu berada tepat di sebelah kiri pintu masuk Alfa. Guna melancarkan aksinya, pelaku juga diduga memutus kabel CCTV. Layar kamera juga ditutupi kertas putih.
Sudah tidak ada yang tersisa dari mesin ATM itu, semuanya raib. Minggu sore kemarin, kondisi pintu menuju ATM tersebut dalam keadaan terbuka. Hanya saja, tidak seperti biasanya lokasi kejadian, tidak diberikan garis polisi. Karyawan Alfa Midi mendapatkan informasi dari pemasok uang ATM bahwa mesin itu baru saja diisi Rp 125 juta. Polisi memastikan, pelakunya ada 3 orang.
(vit/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini