Pasca Erupsi Merapi, Pengunjung Candi Borobudur Naik 500 Persen

Pasca Erupsi Merapi, Pengunjung Candi Borobudur Naik 500 Persen

- detikNews
Minggu, 02 Jan 2011 17:57 WIB
Magelang - Erupsi Gunung Merapi yang sempat menyelimuti Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah tidak menyurutkan wisatawan untuk mengunjungi monumen bersejarah itu. Bahkan, selama musim liburan ini, kenaikan pengunjung mencapai 500 persen lebih.

Saat ini, bagian puncak candi Borobudur masih ditutup untuk umum karena sedang dalam masa pemeliharaan atau pemugaran. Namun, jumlah pengunjung masih bisa tembus mencapai 25 ribu wisatawan dalam satu harinya.

Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Unit PT. Taman Wisata Candi Borobudur (PT.TWCB) Magelang, Jawa Tengah Pujo Suwarno saat ditemui  detikcom di Kantor PT.TWCB Jl. Badrawati, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah Minggu (02/01/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Peningkatan terjadi sebanyak 500 persen pasca erupsi Merapi dan pasca pemulihan dan konservasi Borobudur akibat terselimuti abu vulkanik beberapa waktu lalu,” tegas Pujo Suwarno.

Pujo menyatakan, awalnya pihak pengelola PT. TWCB Magelang tidak memasang target kunjungan wisatawan.

“Bayangkan saja awal erupsi dalam sepekan kunjungan wisatawan hanya mencapai 95 orang perharinya. Upaya keras kita terkonsentrasi pada upaya-upaya recovery dan pemulihan kondisi candi. Namun, saat musim liburan ini hasilnya di luar dugaan dengan kunjungan wisatawan tembus hingga 25 ribu wisatawan perhari,” tegas Pujo.

Pujo menegaskan, jumlah maksimum kunjungan itu terjadi dari kunjungan wisatawan lokal atau domestik saja yang memanfaatkan momen liburan natal dan tahun baru 2011.

“Puncaknya untuk jumlah pengunjung yang mencapai 25 ribu adalah pada tanggal 25 Desember kemarin di mana merupakan liburan natal,” sambungnya.

Jumlah total kunjungan wisatawan ke candi Borobudur dari 18 Desember sampai Minggu (02/12/2011) hari ini jumlahnya mencapai 176 ribu pengunjung dengan dominasi wisatawan domestik atau dalam negeri.

“Kalau dari tanggal 18 Desember sampai 31 Desember totalnya sekitar 155 ribu pengunjung. Tetapi sampai hari ini sekitar 176 ribu  pengunjung,” lanjutnya.

Hal berbeda untuk wisatawan mancanegara. Sampai saat ini belum ada peningkatan yang cukup signifikan disebabkan kondisi cuaca di benua Eropa yang cenderung ekstrem.

“Soalnya di Eropa saat ini menurut informasi rekan pengusaha wisata disana suhu dan cuaca tidak mendukung berada di minus 13 derajat celcius. Akibatnya para wisatawan mancanegara enggan untuk berlibur karena resiko tinggi,” tegas Pujo.

Pujo mengaku bahwa dari sekian banyak negara kunjungan wisatawan asing hanya didominasi oleh wisatawan luar negeri dari Benua Asia saja.

“Saat ini untuk keujungan wisatawan asing relatif masih sepi dan di bawah rata-rata,”tegas Pujo Suwarno.

Selain itu, munculnya obyek wisata disekitar lokasi paska bencana erupsi Merapi juga mempengaruhi tingkat keramaian candi Borobudur.

“Munculnya lokasi erupsi Merapi di Desa Kinahrejo tempat mbah Maridjan tinggal sebagai obyek wisata harus kami akui berpengaruh. Juga beberapa sungai yang sampai saat ini terjadi banjir lahar dingin jadi kunjungan  wisata juga,” urainya.

Kendati candi Borobudur masih dalam proses recovery, berbagai atraksi dan fasilitas juga berusaha tetap disuguhkan PT. TWCB di antaranya fasilitas berupa museum karmawibangga, museum kapal samudera raksa, atraksi gajah, andong wisata, pemutaran film empat dimensi dan kereta taman.

Suciwati (39) salah seorang pengunjung candi Borobudur dari Jakarta saat ditemui detikcom di pelataran candi menyatakan sudah lima kali ini mengunjungi candi Borobudur.

Kunjungannya kali ini bersama keluarga karena sangat penasaran dengan kondisi candi Borobudur pasca terkena abu vulkanik erupsi Merapi.

“Lima kali bersama kelarga dalam rangka liburan mau tahu setelah pasca merapi. Tahu keadaan bagaimana keadaanya apa masih sepert dulu ternyata pasir dan debu masih banyak sisa-sisanya. Apalagi kala pas kemarin pasti lebih heboh,” jelas Suciwati.

Suciwati berharap kepada PT.TWCB untuk segera melakukan perbaikan-perbaikan di beberapa bagian candi yang belum bersih apalagi masih ditutup pada bagian puncak.

“Masih ada beberapa bagian-bagian yang belum bersih segera perlu dibersihkan dan diperbaiki. Kalau tidak sangat sayang jika dibiarkan teancam rusak dan lapuk batunya,” ceritanya.
(mad/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads