Pentas wayang orang dengan lakon "Kumbokarno Gugur" itu digelar kerja sama antara Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) dan Taman Wisata Candi Borobudur.
Ketua Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI), Umar Khusaeni menyatakan, pentas wayang orang untuk menyambut tahun baru itu merupakan upaya mengangkat kesenian tradisional ini sebagai warisan budaya dunia yang dicanangkan oleh UNESCO.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umar menyatakan pentas wayang orang di pelataran panggung Maha Karya Candi Borobudur yang sering disebut Panggung Aksobya ini sekaligus untuk menghibur masyarakat Magelang yang baru saja terkena bencana letusan Gunung Merapi.
"Kegiatan ini juga sebagai penanda bahwa Borobudur telah siap dikunjungi dan masyarakat bangkit pasca erupsi Merapi," papar Umar.
Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Marsis Sutopo, mengatakan, erupsi Merapi telah mengakibatkan Candi Borobudur diselimuti abu vulkanik maka kawasan candi sempat ditutup untuk proses pembersihan.
Namun, pada tanggal 20 Desember 2010 lalu, Candi Borobudur telah dibuka untuk umum hingga lantai tujuh.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan bisa menjadi kebangkitan baru bagi kepariwisataan dan kesenian di sekitar Candi Borobudur.
"Mudah-mudahan hal ini menjadi langkah baik bagi kesenian rakyat sekitar Candi Borobudur untuk bangkit kembali," kata Marsis.
Sebelum digelar pementasan wayang orang, dilakukan orasi budaya oleh budayawan Sri Eko Sapta Wijaya dengan tema “Bisik Renungan Alam”.
Selain itu juga ditampilkan kolaborasi tarian jingkrak sundang, truntung buto, dan reog oleh para seniman Magelang.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) kepada grup kesenian RRI Surakarta sebagai grup wayang orang pertama yang pentas di Candi Borobudur.
Selain itu, juga diberikan penghargaan Muri untuk Prof. dr. Edi Darmana, MSc, PhD dari Universitas Diponegoro Semarang sebagai penggagas tarian pembauran.
(anw/anw)