"Jangan lakukan kekerasan kepada pers. Apabila ada hal-hal yang tidak setuju, silakan tempuh cara-cara yang konstitusional, ada hak jawab, jalur hukum dan sebagainya," kata Tifatul di Jakarta, Jumat (31/12/2010).
Dia menjelaskan, pihaknya menolak cara-cara kekerasan dan intimidasi untuk membungkam kebebasan Pers. "Penyerangan kantor AJI di Palu, menunjukkan sikap-sikap yang tidak demokratis dan bertentangan dengan semangat reformasi," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sudah tidak zamannya lagi melakukan serangan-serangan fisik kepada lembaga-lembaga pers dan insan pers," tutupnya.
Peristiwa penyerangan itu terjadi sekitar pukul 10.30 WITA, Kamis (31/12/2010). Massa tiba-tiba datang dan menyerang beberapa jurnalis yang berada di kantor AJI Palu yang beralamatkan di Jalan Rajawali No 28, Palu. Kantor ini juga merupakan kantor redaksi www.beritapalu.com, sebuah situs berita yang dikelola AJI Palu.
Jumlah massa sekitar 30 orang. Saat datang, mereka mempersoalkan berita yang dilansir situs berita yang dikelola AJI itu terkait kisruh dalam Musda KNPI, Sulawesi Tengah pada 28 Desember 2010 lalu.
Akibat serangan ini, Muhammad Sharfin, koresponden TV One, yang juga Koordinator Liputan beritapalu.com terluka di pipi kanan akibat dikeroyok oleh sejumlah orang. Lalu, koresponden Global TV yang juga Ketua AJI, Iwan Lapasere dipukuli di belakang leher.
Saat kejadian, yang berada di Kantor AJI adalah Iwan Lapasere, Muhammad Sharfin, Riski Marut (Reporter Kantor Berita Antara), Muhammad Subarkah (Bisnis Indonesia dan Sekretaris AJI Palu) dan Jafar G Bua (Koresponden Trans TV).
(ndr/fay)