"Tidak ada kebohongan yang sempurna. Tidak ada kejahatan yang sempurna. Alhamdulillah, ada petunjuk di pengadilan," kata Henry di PN Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Selasa (21/12/2010).
Petuah bijak itu dia terapkan saat membela Komjen Pol Susno Duadji yang dituduh menerima suap Rp 500 juta dan korupsi dana pengamanan Pilkada Jabar. Menurutnya, kejahatan merekayasa seolah-olah Susno bersalah telah dilakukan jauh-jauh hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepiawaian Henry terlihat ketika menguliti satu persatu fakta yang disodorkan saksi AKBP Syamsulrizal dan mengikuti logika saksi. Gayanya lebih mirip detektif daripada advokat. Namun dengan sekali langkah, dapat membuat saksi mengaku bahwa keterangannya keliru. Saksi pun
tidak bisa mengelak. Skakmatch!
Berikut salah satu kutipan tanya-jawab Henry dan AKBP Syamsurizal.
Henry: Saudara bertamu ke rumah Pak Susno lewat mana?
Syamsul: Saya masuk dari samping kiri.
Henry: Garasi?
Syamsul: Ya. Saya lalu masuk ke rumah. Tidak tahu itu ruang tamu atau
ruang keluarga.
Hery: Lihat TV diruang itu?
Syamsu: Lihat.
Henry: Melihat meja makan?
Syamsu: Ya.
Henry: Ada sofa letter L ?
Syamsu: L yang ujung-ujungnya ada sandaran tangan.
Henry: Bahan sofa dari kain atau kulit?
Syamsu: Dari kulit.
Henry: Sofa terputus atau nyambung?
Syamsu: Nyambung.
Henry: Di depan ada warung? Ada pekarangan ?
Syamsu: Saya tidak tahu. Tidak memperhatikan.
Henry: Ada mobil ajudan Nissan XTrail?
Syamsu: Ada, di depan.
Henry: Apakah parkir di pekarangan?
Syamsu: Bukan.
Henry: Menurut saksi Sjahril Djohan, terdakwa sedang meggendong cucu
saat dia datang?
Syamsu: Saya tidak lihat.
Henry: Anda datang untuk meminta tandatangan Kabareskrim untuk tugas ke Belanda?
Syamsu: Betul.
Henry: Kenapa malam-malam, tidak menunggu besok?
Syamsu: Saya buru-buru. Informan saya di Belanda bisa memberi
informasi tiba-tiba.
Henry: Tadi saudara katakan (saat ditanya hakim-red) meminta
tandatangan sementara tanggal pesawat belum jelas, tanggal visa dan
tanggal surat jalan belum ada?
Syamsu: Ya.
Henry: Jangan memalukan Polri. Mau pesan pesawat harus sudah ada
tanggal dan nama. Pesan pesawat ke Kalimantan juga begitu apalagi ke
luar negeri. Saya ada bukti, saudara datang tanggal 27 ?
Syamsu: Ya Ya bener..bener.
Henry: Saya lihat tanggalan, 28 Desember 2008 itu hari minggu. Saudara
terbang tanggal 31. Artinya 29 itu Senin. Tiket sudah ada, visa sudah
ada, waktu mepet-mepet. Coba ingat-ingat datang tanggal berapa ke
rumah terdakwa?
Syamsu: Kalau dicantumkan tanggal 27 ya tanggal 27 Desember.
Menurut Henry, fakta kedatangan tanggal 27 Desember ke rumah Susno berkebalikan dengan keterangan Sjahril yakni tanggal 4 Desember. Menurut Sjahril, bila benar pertemuan tanggal 4 Desember, Syamsul
menyaksikan dirinya menyerahkan amplop coklat yang berisi uang suap Rp 500 juta.
"Tidak ada fakta penyerahan uang. Sebab, Sjahril Djohan datang tanggal 4 Desember, Syamsurizal datang tanggal 27 (Desember). Keduanya fakta, sama-sama datang. Tapi ada fakta yang patah. Tidak ada fakta yang menunjukan penyerahan uang ke Pak Susno," ucap Henry.
"Kalau soal parkir mobil, sopir Sjahril bilang tidak ada kendaraan lain. Sementara Syamsul bilang ada kendaraan lain, milik ajudan. Ada ketidakcocokkan," simpul Henry.
(Ari/ape)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini