Presiden Soekarno dikenal sebagai penggila sepakbola. Kegilaan Presiden Soekarno terhadap sepakbola dan betapa dekatnya sang proklamator dengan tim nasional sepakbola Indonesia, salah satunya bisa dilihat dari kepengurusan PSSI saat itu. Ketua PSSI saat itu dijabat oleh wakil komandan Cakrabirawa, yang merupakan pasukan khusus pengawal Soekarno.
Ketua PSSI yang saat itu masih bernama Perserikatan Sepak Raga Seluruh Indonesia, dijabat oleh Kolonel Maulwi Saelan, wakil komandan Cakrabirawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maulwi Saelan diangkat sebagai ketua PSSI saat itu bukan tanpa alasan. Ia adalah kiper timnas yang tangguh. Aksinya yang brilian adalah, saat itu mampu menjaga mistar gawang Timnas Indonesia tanpa kemasukan saat melawan Uni Soviet (sekarang Rusia) dengan skor 0-0 di Olimpiade Melbourne 1956. Sayangnya, pertandingan ini diulang, dan pertandingan kedua Indonesia kalah.
Kecintaan Soekarno kepada Sepakbola, tidak lepas dari ambisinya agar Indonesia diakui oleh dunia sebagai negara yang hebat. Indonesia diakui jika kemajuan politik dan olahraga berjalan bersamaan.
Tak heran jika Soekarno membangun kompleks senayan. Mulanya, di senayan dibangun sarana olahraga dan juga sarana politik.
"Nasionalisme menurut Soekarno bukan hanya melalui olahraga, tapi juga politik. Karena itu di Senayan, ada dua arena, satu yang untuk olahraga, dan satu lagi Conefo, sebenarnya itu politik. Conefo adalah sebuah lembaga yang menyaingi PBB, itu gedungnya sekarang dipakai DPR. Di bayangan Soekarno, dua situs itu yang memperlihatkan kehebatan Indonesia. Politik dan olahraga yang maju," jelas Asvi.
Setelah gedung ini kelar, dampaknya memang luar biasa. Indonesia menjadi penyelenggara Asian Games pada tahun 1962, dan Indonesia menyabet posisi kedua di bawah RRC. Pada tahun 1963, Indonesia kembali menggelar Ganefo, untuk menyaingi Olimpiade, dan menyabet posisi juara.
Dalam catatan sejarah, Soekarno pun kerap menonton pertandingan sepakbola antar kota. Saat meresmikan Stadion Menteng, yang saat ini telah berubah menjadi taman, Soekarno menonton pertandingan kesebelasan antar kota yang berlaga. (gun/asy)