Bos Rental Mobil Dibunuh Sepulang dari Gereja, Motif Sakit Hati

Bos Rental Mobil Dibunuh Sepulang dari Gereja, Motif Sakit Hati

- detikNews
Rabu, 15 Des 2010 22:48 WIB
Jakarta - Terkuak sudah motif pembunuhan bos rental mobil, Jeane Manurung (67) yang dilakukan oleh dua pembantunya Endang (22) dan Jaya. Kedua tersangka menghabisi nyawa majikannya itu lantaran sakit hati.

"Awalnya sakit hati saja karena sering diomeli. Nenek (korban) itu suka memarahi kami kalau salah sedikit saja. Kita juga sering dihina karena miskin," kata tersangka, Jaya, di Mapolres Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (15/12/2010).

Jeane dibunuh kedua tersangka lalu dikubur di halaman belakang rumah korban di Jalan Cilandak KKO, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Jaya, korban juga kerap menuduh keduanya jika ada barang milik korban yang hilang. "Nenek itu kan pelupa kalau naro-naro barang. Pas hilang suka menuduh kami," kata Endang.

"Nenek itu ngomongnya suka pedes," lanjut Endang.

Endang baru bekerja selama 4 bulan di rumah majikannya itu. Sementara Jaya baru 10 hari.

"Tapi Jaya sudah pernah bekerja sebelumnya. Saya yang paling lama di situ, karena banyak yang pernah kerja, nggak betah lalu keluar setelah kerja seminggu-dua minggu," jelas Endang, warga asal Serang, Banten ini.

Sikap korban yang sinis ternyata berbekas di hati keduanya. Hingga pada Sabtu (10/12) sore, terlintas di pikiran Jaya uintuk menghabisi nyawa majikannya.

"Saya diajak Jaya. Kita bunuh saja," ucap Endang.

Mereka kemudian merencanakan akan menguras harta korban usai membunuh. "Nanti uangnya dipakai buat buka usaha," kata Endang.

Kedua tersangka kemudian menetapkan hari eksekusi yakni pada Minggu (11/12) malam. Keduanya sengaja menunggu korban usai pulang dari gereja.

"Nenek itu habis pulang dari gereja malam itu. Dia suka ke gereja sendirian," ujar Endang.

Tiba saatnya, Minggu (11/12) malam, korban baru saja memarkirkan mobil Kijang Innovanya di garasi. Endang kemudian membekap mulut korban dengan sebuah bantal.

"Lalu Jaya mukul pakai balok kayu. Saya dua kali mukul, Jaya dua kali mukul," jelas pria lajang ini.

Korban pun sekarat setelah mendapat hantaman keras di kepala dan leher. Setelah meyakini korban tewas, keduanya lalu menggali kuburan di kebun di belakang rumah korban.

"Kita kubur karena kalau dibawa takutnya berabe," ujar Endang.

Setelah mengubur korban, kedua tersangka lalu mengambil barang-barang berupa perhiasan serta sejumlah uang dan handphone yang ada di dalam tas korban. Tersangka juga memecahkan celengan ayam yang berisi sejumlah uang koin pecahan Rp 1.000.

Usai menguras harta korban, kedua tersangka lalu melarikan diri ke Palembang. "Yang bawa mobil Jaya. Kami ke Palembang mau sembunyi di rumah paman Jaya," ujar Endang.

Namun, pelarian keduanya tidak sukses. Belum sempat bersembunyi di rumah paman Jaya, kedua tersangka keburu ditangkap polisi, tepatnya pada Selasa (14/12) pagi.

"Pas di Palembang, kami ditangkap. Kami nggak tahu kalau di mobil ada alat pelacaknya," imbuh Endang.

Kini, kedua tersangka hanya menyesali perbuatannya. "Pikiran kita pendek. Kami khilaf," sesal keduanya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan Kompol Budi Irawan mengatakan, kedua tersangka dijerat dengan Pasal 340 KUHP jo Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman di atas 5 tahun penjara.

"Ada unsur perencanaan oleh tersangka," tutup Budi.
(mei/anw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads