Seperti diceritakan Ketua RT 002/006 Suratno, talut di Jalan Petojo VIY I ini sudah ambrol sejak Minggu (12/12/2010) pada pukul 23.00 WIB. Namun pada Minggu sorenya, Suratno dan warga sudah melihat jalan antara pinggir talut dan badan jalan sudah mulai retak.
"Awalnya retak itu kecil tetapi semakin menjelang malam keretakan makin membesar ke tengah jalan, kira-kira jaraknya hampir 3 meter dari pinggir talut," ujar Suratno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah sekitar jam 03.00 WIB, talut itu ambrol sekitar 4 meter ke dalam," jelas dia.
Badan Jalan Petojo VIY yang ambrol hampir 30 meter. Dia menduga ambrolnya talut dan jalan itu akibat pengerukan Banjir Kanal Barat.
"Akibat proyek pengerukan kali ini rumah-rumah warga yang menghadap ke kali juga mulai retak-retak. Dindingnya maupun semennya. Bahkan ada satu rumah tepat di depan ambrolnya jalan itu sudah rusak parah," jelasnya.
Sebelum peristiwa ini, pihaknya sudah pernah mengirimkan surat pada pimpinan Dinas Pekerjaan Umum (PU) meminta agar ada jaminan kalau rumah rusak karena pengerukan. Surat itu, imbuhnya, baru dibalas setelah kejadian ini.
"Siang ini rencananya kami akan bertemu dengan PU sekitar pukul 2 siang. Kita mau minta kalau memang proyek ini harus dilanjutkan apa jaminannya buat kita," kata Suratno.
Pantauan detikcom, Jalan Petojo VIY ditutup warga dengan palang bambu. Kendaraan dialihkan melewati Jalan Siantar. Jalan Siantar dan Jalan Petojo VIY dipisahkan oleh Banjir Kanal Barat. Sementara badan jalan yang ambrol sekitar 30 meter menjadi tontonan warga. (nwk/nrl)