"Dia sekelas Upik Lawanga dan Umar Patek. Dia memiliki network dan jaringan ke Filipina Selatan dan Thailand Selatan," kata pengamat teroris, Mardigu di Jakarta, Senin (6/12/2010).
Mardigu mengibaratkan, kalau pelaku teror memiliki uang sebesar Rp 100 juta dan diberikan kepada Fadli untuk mencari logistik, dia akan dengan mudah mendapatkan barang yang diinginkan semisal M-16.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Mardigu menjelaskan, saat ini setelah Noordin M Top dan Dr Azahari tewas, kelompok teroris lebih mengarah kepada sasaran lokal.
"Sekarang faksi NII (Negara Islam Indonesia) yang kuat. Sasaran mereka lokal, mereka hanya menunggangi yang kelompok internasional," imbuhnya.
Hal ini bisa dilihat dari aksi kriminal yang mereka lakukan. "Mereka merampok bank dan toko emas. Dana dari luar sudah tidak kuat lagi," tuturnya.
Fadli akan dijerat atas sejumlah tindakan pidana, antara lain terlibat perencanaan kasus pencurian dengan kekerasan di CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus 2010 dan kepemilikan senjataย ilegal di Malaysia dan perampokan Lippo Bank Medan tahun 2003.
Fadli juga diketahui baru keluar dari LP Medan Juli 2010 dan ikut rencana beberapa aksi di Medan. "Dia divonis dalam perencanaan perampokan di Bank Bireuen Aceh tahun 2008," kata Humas Polri.
Aksi perampokan bersenjata api di Bank CIMB Niaga Medan, pada 18 Agustus 2010 lalu, diduga dilakukan lebih dari 10 orang. Dalam aksinya, kawanan perampok Bank CIMB Niaga sempat dua kali mengeluarkan timah panas. Kedua peluru mengenai seorang petugas satpam bank dan 1 anggota Brimob yang sedang berjaga. Aparat Brimob langsung tewas di tempat. Pelaku berhasil menggondol uang lebih dari Rp 200 juta.
(ndr/fay)