Makanan Basi Karena Heater Katering Mati

Laporan dari Arab Saudi

Makanan Basi Karena Heater Katering Mati

- detikNews
Sabtu, 04 Des 2010 05:09 WIB
Madinah - Seorang pria tiba-tiba emosi ketika wartawan mengambil gambar sampel makanan basi yang menimpa jamaan kloter 55 embarkasi Jakarta Saudia (JKS). Ia pun buru-buru mengambil sampel makananΒ  tersebut.

Pada boks makanan tersebutΒ  tertulis nama Al Haedari Catering Service. Makanan di dalam boks tersebut, Jumat (3/12/2010) sekitar pukul 16.30 waktu Arab Saudi sudah sangat bau.

Pria yang emosi itu adalah Iman Haendari Wan, pelaksana operasional perusahaan katering Haedari.Β  Anehnya Iman pula yang menjadi pelaksana operasional Katering Al Fatani yang sebelumnya juga terkena kasus makanan basi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iman tidak mau makanan yang diproduksi Haedari disebut makanan basi. Ia meminta dibedakan antara makanan rusak dengan makanan basi. "Kami tidak pernah memasak makanan basi. Kalau ada makanan rusak wajar karena kan mungkin kedorong ada kuah tumpah," kata Imam di Hotel Retaj Alharam, tempat jamaah JKS 55 menginap.

Data Sanitasi dan Surveilans (Sansur) Sektor IV sebanyak 50 persen dari 266 boks makanan yang disediakan Haedari untuk makan siang JKS 55 adalah basi.

"Ada petugas kloter yang melapor sambil membawa sampelnya makanan basi. Setelah kami cek ternyata nasi, lauk dan sayur berlendir dan bau. Hampir semua basi," kata petugas Sansur Sektor IV Madinah Desvita.

Iman menjelaskan, Haedari sudah tiga kali musim haji ini melayani katering jamaah Indonesia. Untuk gelombang II ini, Haedari sudah melayani 18 kloter. Ia juga mengaku pihaknya selalu mengirimkan sampel makanan ke sansur Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI). "Selama ini baik-baik saja, tidak ada masalah," jelas Iman.

Sebelum kasus katering basi Jumat ini, Haedari juga sudah ditegur petugas Sansur karena ada 10 boks makanan yang basi. Tapi menurut Iman, kerusakan 10 boks dari ratusan boks yang disediakan merupakan hal yang biasa. "Kalau 10 boks rusak itu wajar," kata Iman.

Iman juga menjelaskan ia merangkap sebagai pelaksana operasional Katering Fatoni karena pelaksana operasional katering yang juga kena kasus makanan basi itu sedang sakit. "Paul (pihak Fatani) sakit, kakinya retak," kata Iman.

Perusahaan katering Haedari dan Fatani memang berdekatan. Pada gelombang I, Fatani kena tegur karena katering basi. Sedangkan Haedari kena tegur karena terlambat mengirimkan makanan.

Setelah mendengar penjelasan Iman, wartawan yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) melihat-lihat heater yang berisi makanan ganti yang kebetulan baru datang. Ternyata heater tersebut mati. Iman yang diberitahu heater mati lalu mengeceknya.Β 

Ia lalu mencabut colokan heater dan memindahkannya ke konektor yang lain. Ternyata heater tersebut tetap mati. Heater lalu digeserkan ke tempat lain dan lagi-lagi tetap mati. Heaternya sudah berapa lama Pak? Tanya wartawan. "Baru satu bulan ini beli," jawab Iman.

Tapi kok sudah jelek dan penyok si Pak? Tanya wartawan lagi. "Baru kok itu masih ada plastiknya," kata Iman yang lalu menelepon teknisi heater Haedari. "Pak Tatang ke sini, ini heater kayak kemarin," kata Iman.

Tak lama kemudian si teknisi muncul dan mengecek heater. Si teknisi menjelaskan heater tersebut akan mati dengan sendirinya bila suhu terlalu panas. Untuk menghidupkannya kembali harus dengan cara manual yakni menekan saklar di atas heater.

Pegawai yang ditugasi menjaga katering di hotel ternyata tidak tahu masalah tersebut. "Maaf saya yang lupa menjelaskannya," kata si teknisi.

Kepala Daerah Kerja Madinah Subakin Abdul Muthalib sangat menyayangkan masalah heater kembali menjadi penyebab makanan basi. Ia akan menegur Haedari dan meminta agar perusahaan katering menempatkan teknisinya di setiap hotel tempat jamaah yang dikirimi katering.

"Ini supaya heater jangan selalu menjadi persoalan yang selalu muncul," kata Subakin.

(iy/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads