Syafii Maarif: Konflik SBY-Sultan HB X Sudah Lama

Syafii Maarif: Konflik SBY-Sultan HB X Sudah Lama

- detikNews
Selasa, 30 Nov 2010 14:16 WIB
Jakarta - Pernyataan SBY mengenai sistem monarki di Yogyakarta memicu ketegangan 'baru' antara SBY dan Sultan Hamengku Buwono X. Sebab, konflik antara dua tokoh ini sudah lama terjadi.

"Sudah lama kalau (konflik) itu," kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif di sela-sela peringatan HUT ke-11 The Habibie Center, di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (30/11/2010).

Syafii mengatakan, konflik ini kian menjadi-jadi ketika Sultan memilih untuk bergabung dengan Surya Paloh di Nasional Demokrat (Nasdem).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Partai berlainan, apalagi Sultan sekarang dekat dengan Surya Paloh di Nasdem. Itu menambah ramainya keadaan," ungkap guru besar Universitas Negeri Yogyakarta ini.

Mengenai konflik SBY dan Sultan, juga diakui oleh Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Akbar Tandjung. Menurut Akbar, hubungan kedua tokoh selama ini terlihat kurang harmonis.

"Saya menangkap selama ini kelihatannya memang kurang begitu harmonis antara Pak SBY dengan Sultan," kata Akbar di tempat yang sama.

Namun, Akbar mengatakan, ketidakharmonisan itu bukan disebabkan karena Sultan HB X menjabat ketua dewan pertimbangan Nasdem. Nasdem diketahui kerap mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah.

"Saya sih (melihatnya) tidak sejauh itu (keterkaitannya)," kata Akbar.

Mantan Ketua DPR ini menduga, ketidakharmonisan itu mungkin saja disebabkan tugas-tugas pemerintahan DIY yang kurang sejalan dengan pemerintah pusat.

"Mungkin itu juga mempengaruhi hubungan antara presiden dengan Sultan," terka Akbar.

Akbar mengungkapkan jika beberapa kali Presiden SBY berkantor di Gedung Agung terkait penanganan masalah di Yogyakarta. Saat berkantor, terlihat ada masalah komunikasi Presiden dengan Sultan.

"Ini bisa saja ada sesuatu yang kurang pas dengan komunikasi, dan ini terjadi sekarang ini," kata Akbar.
(gun/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads