Reinhard telah tiba di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, sekitar pukul 15.00 WIB, Rabu (24/11/2010). Reinhard datang bersama Redaktur Pelaksana Harian Kompas Budiman Tanuredjo. Mereka langsung ditemui oleh beberapa anggota Dewan Pers.
Reinhard - salah satu wartawan yang disebut-sebut terkait dalam kasus ini - berharap, Dewan Pers dapat mengusut kasus ini dengan transparan dan fair. Jika tidak, kasus ini dapat memecah belah pers di Indonesia. "Kita harus buka mata, bahwa ini memecah belah pers di indonesia, kami berharap, Dewan Pers bisa menjunjung tinggi kredibilitasnya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin ada pengaduan tertulis dari pelapor dan saya ingin pegang itu karena kita lihat pelapor ini belum resmi, sampai saat ini belum melihat adanya pelaporan dan belum tahu adanya yang melapor," ujar Reinhard.
Sebelumnya, Pimred Kompas Rikard Bagun, Selasa (23/11/2010) kemarin mengatakan, wartawannya mengaku tidak terlibat sama sekali dalam isu pemerasan dalam pembelian saham PT KS. Wartawan tersebut, kata Rikard, juga mengaku sama sekali tidak membeli saham PT KS.
Sementara itu, Henny Lestari juga telah tiba di Dewan Pers sekitar pukul 15.00 WIB. Pada Selasa kemarin, Henny juga sudah bertemu Dewan Pers untuk dimintai keterangan.
Kepada wartawan, Henny sempat membantah tudingan Forum Wartawan Pasar Modal yang menuding pihak Kitacomm yang menawarkan saham kepada wartawan. Selebihnya, Henny menyerahkan penanganan kasus ini kepada Dewan Pers.
Sedangkan anggota Dewan Pers Agus Sudibyo mengatakan ada dua hal berbeda yang ditangani Dewan Pers terkait kasus ini. Pertama, kasus pembelian saham PT KS dan kedua, isu pemerasan. Tentang isu pemerasan, Dewan Pers telah menyimpulkan tidak ada praktek itu, karena pihak Mandiri Sekuritas telah membantah isu itu dan bukan sebagai korban.
Sedangkan untuk pembelian saham PT KS, Dewan Pers masih terus mengumpulkan keterangan, terutama dari wartawan Kompas. Sebelumnya Dewan Pers juga telah memanggil pimpinan empat media yang disebut terkait kasus ini, yaitu Kompas, Metro TV, detikcom, dan Sindo.
(ken/asy)