Diceritakan reporter SCTV Raymond Kurniawan ketika dikonfirmasi detikcom, Selasa (23/11/2010), penggerebekan itu dilakukan Tim Kemenakertrans tepatnya di Jalan Eretan II Nomor 100, Condet, Jakarta Timur sejak pukul 15.45 WIB hingga berakhir pukul 20.00 WIB.
Tim Kemenakertrans terdiri dari Plt Dirjen Bina Penempatan (Binapenta) Sunarno, Direktur Binapenta Ros Setyawati, Staf Khusus Menakertrans Jazilul Fawaid, Kepala Pusat Humas Suhartono dan pegawai Ditjen Binapenta Kemanakertrans. Selain itu beberapa wartawan televisi juga turut serta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Preman banyak, sempat melempar botol dan memecahkannya ke arah kita. Mereka bilang 'Lo nyalain (kamera), pecah kepala lo'" tutur Raymond menirukan ancaman preman tersebut.
Karena dibilang seperti itu, Raymond dan wartawan lainnya pun akhirnya memakai kamera tersembunyi. Adanya perlakuan itu tak lantas membuat Tim Kemenakertrans mundur.
"Bu Ros (Direktur Binapenta) neken terus ingin melihat penampungan di situ. Ada Dirjen pun mereka tetap banting botol. Ada juga salah satu preman yang mau ambil kaset, tapi kita nggak kasih. Ada yang ngancem mau matahin kamera segala," tegas Raymond.
Raymond menduga para preman itu adalah beking dari Penyalur Jasa TKI itu. "Anehnya lagi kalo perusahaan PJTKI nggak bermasalah, kenapa melapisi pagar dengan kawat berduri?" jelasnya.
Dan apa yang ditemui Tim Kemenakertrans dan para wartawan di dalam, adalah keadaan yang memprihatinkan.
"Kondisinya rumahnya itu sebesar kontrakan, itu perusahannya juga rumah kontrakan. Ada 100-an calon TKI, pada nangis semua ketika ditemui. Banyak yang minta pulang," jelas Raymond.
Menurutnya, para calon TKI yang rata-rata berasal dari Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu diiming-imingi modal Rp 1 juta asal mau ikut ke Jakarta. Mereka juga dijanjikan pasti dikirim ke Arab Saudi, Yordania dan negara-negara Timur Tengah lain.
"Namun hingga 2-4 bulan belum juga dikirim ke luar. Sampai di tempat penampungan belum dibekali pelatihan. Mereka mengaku hanya diberi makan 2 kali sehari," jelasnya.
Setelah menggerebek PJTKI di Condet itu, imbuhnya, Tim Kemenakertrans pun melapor atas tindakan premanisme yang dialami dan temuannya ke Polsek Kramat Jati.
Sementara Kepala Pusat Humas Suhartono dalam rilisnya mengatakan sudah memanggil Dirut PJTKI yang tempatnya digerebek.
“Setelah melakukan penggerebekan, kami memanggil Dirut PPTKIS PT Dwi Insan
Setia, Andi Rifai untuk memeriksa kelengkapan perijinan dari tempat penampungan ini,“ kata Suhartono.
Suhartono, mengatakan tempat penampungan TKI ini diduga menyekap 60 TKW asal
Dompu, NTB yang hendak pulang, namun mereka tidak diperbolehkan keluar dari
tempat penampungan, bahkan dikunci dari luar.
“Kami langsung mendatangi tempat penampungan dan saat ini sedang memeriksa
perizinan dari perusahaan PPTKIS yang selama ini menampung para calon TKI yang akan diberangkat ke berbagai negara penempatan, “kata Suhartono.
Tempat penampungan TKI itu dimiliki perusahaan PPTKIS yang bernama PT Dwi Insan Setia yang beralamat di Jalan Condet Raya, Jakarta Timur. (nwk/ahy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini