Kelima belas peserta itu dibagi dalam dua tim. Tim pertama berisikan anak-anak SMP-SMA yang berasal dari daerah tempat diselenggarakannya olimpiade. Sementara tim kedua diperoleh dari hasil seleksi di tingkat nasional. Kedua tim ini dibimbing oleh pendiri Surya Institute, Yohanes Surya.
Rombongan diterima Boediono di Kantor Wakil Presiden, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (22/11/2010) sekitar pukul 11.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bidang yang sangat sulit. Namun, dengan bimbingan sejak dini, saya kita akan membantu. Gunakan kesempatan ini untuk menunjukkan kemampuan dan bekal pengalaman selanjutnya untuk menjadi astronom atau yang lain," kata Wapres.
Boediono melanjutkan, Indonesia sangat kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), namun mempunyai mutu Sumber Daya Manusia (SDM) yang minim. Padahal kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh SDA yang dimilikinya, bukan SDM.
"Maka strateginya yang terbaik adalah memanfaatkan SDA untuk dikonversikan menjadi SDM dengan waktu tidak terlalu lama. Saya sangat menaruh harapan agar anak-anak ini menjadi elemen yang bisa konversikan SDA menjadi SDM," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Boediono tertarik dengan salah satu peserta yang berasal dari SMP Negeri I Blitar, Jawa Timur. SMP tersebut adalah tempatnya bersekolah waktu menginjak remaja. Ia lalu bertanya kepada siswi bernama Lidya Pertiwi itu.
"Ini yang dari Blitar saya benar-benar nggak menyangka. Kok, bisa lolos bagaimana ceritanya?" tanya Boediono dengan wajah penasaran.
"Jadi bulan Agustus, saya ikut olimpiade sains nasional dan dapat medali perak. Lalu Oktober kemarin dapat surat untuk ikut olimpiade astronomi," jawab siswi kelas IX itu.
"Bagus, bagus," timpal Boediono.
Menurut informasi, APAO VI akan diikuti 8 tim dari delapan negara di Asia dan Oceania, yaitu Indonesia, Korea Selatan, Rusia, Kazakstan, Bangladesh, China, Nepal, dan Kirgistan. Peserta dibagi atas dua kategori, yaitu junior (SMP) dan senior (SMA). Indonesia berhak mengirim dua tim karena bertindak sebagai tuan rumah.
(irw/aan)