Penutupan kantor-kantor intelijen asing itu dilakukan Dinas Intelijen Rahasia Australia atau Australian Secret Intelligence Service (ASIS) karena pemotongan dana anggaran.
"Ada pemotongan (ke jaringan) di Timur Tengah, dan itu sangat besar," ujar sumber intelijen Australia kepada surat kabar Fairfax dan dilansir News.com.au, Sabtu (20/11/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor intelijen di Baghdad baru ditutup pada Juli lalu. Dengan penutupan di Baghdad berarti Australia hanya akan mendapatkan informasi intelijen di lapangan yang lebih sedikit mengenai wilayah paling bermasalah di dunia itu.
Menteri yang bertanggung jawab atas ASIS, Menteri Luar Negeri Australia Kevin Rudd tidak mau berkomentar mengenai penutupan itu. Rudd memegang jabatan Perdana Menteri Australia ketika keputusan penutupan itu dibuat.
"Ini merupakan praktek lama untuk tidak mengomentari masalah intelijen," ujar juru bicara untuk Rudd.
Penutupan kantor intelijen Australia di Baghdad telah menimbulkan kemarahan sekutu Australia, AS. Sebab wakil kepala misi AS di Irak pernah meminta pemerintah Australia pada Maret lalu untuk tidak menutup kantor di Baghdad. Namun empat bulan kemudian, kantor tersebut ditutup Australia.
(ita/ita)