Penandatanganan kesepakatan berlangsung di kampus Nanyang Technological University (NTU), Singapura, Kamis (18/11/2010). Selain NTU, perguruan tinggi lain yang merepresentasikan pemerintah Singapura dalam lembaga riset ini adalah Rajaratman School of International Studies (RSIS).
“Lembaga ini akan diarahkan untuk melihat masa depan, tidak hanya melihat apa yang terjadi sekarang,” ujar Dekan RSIS, Barry Desker, di kampus NTU.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak manfaat yang bisa diperoleh negara-negara anggota ASEAN dari keberadaan lembaga ini," sambung Desker yang pernah bertugas di Jakarta sebagai Duta Besar Singapura untuk Indonesa ini.
Manfaat bagi negara-negara ASEAN dari lembaga riset ini, adalah dalam bentuk turut memecahkan masalah-masalah yang tengah dihadapi oleh negara bersangkutan. Bahkan negara-negara berkembang lain di luar kawasan ASEAN dapat mempelajari dan memanfaatkan hasil-hasil riset yang ada untuk pembangunan negara bersangkutan.
“Saya yakin ini bisa mepecahkan hal-hal yang jadi persoalan di ASEAN dan juga untuk membantu perkembangan pembangunan di dunia,” jelas Anindya Bakrie dari Bakrie Center Foundation.
(ddt/lh)