Pengamatan detikcom, Senin (15/11/2010), 3 orang aktivis yang mengenakan topeng "Gayus" itu duduk di bangku pengunjung deretan belakang sebelah kanan. Sedangkan 3 orang lainnya berdiri.
Kehadiran mereka menarik perhatian pewarta foto. Langsung saja fotografer mengabadikan gambar para aktivis itu. Jepret...jepret!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat sang "kembaran" muncul di ruang persidangan, Gayus tampak menebarkan senyuman khasnya.
Ketua majelis hakim, Albertina Ho, langsung turun tangan mengatasi kericuran dan menghentikan sidang sejenak.
"Sebentar...sebentar Saudara-Saudara media massa, kami mohon supaya tertib meliput persidangan. Tolong jangan mengambil gambar ke arah belakang. Tolong petugas, yang masuk ke ruang sidang kan harus jelas, tidak memakai topeng, tidak memakai kacamata hitam. Tolong ditertibkan," tegur Albertina.
Petugas keamanan langsung mengamankan para aktivis dan menggiring mereka keluar ruang sidang. Pewarta foto juga mengikuti dan terus mengambil gambar mereka. Bahkan, ada 1 perwarta foto yang jatuh.
"Aksi yang kita lakukan untuk menunjukkan Gayus ada di mana-mana karena lemahnya penegakan hukum di negara ini," kata Ketua LBH Jakarta, Nurkholis Hidayat, di luar ruang persidangan.
Menurut dia, keluarnya Gayus dari Mako Brimob Kelapa Dua sebaiknya jangan dilihat sebagai kasus sederhana suap menyuap dengan petugas "Tetapi, harus diusut juga Gayus bertemu dengan siapa di Bali, apa maksud pertemuannya, siapa di balik pertemuan ini. Ini harus diusut tuntas," ujar dia.
Ketika ditanya dugaan Gayus bertemu Ical di Bali, Nurkholis enggan berspekulasi. "Biar polisi menyelidiki ini," kata dia.
"Pengakuan Gayus mengenai asal muasal harta miliaran rupiah terkait dengan pajak Grup Bakrie, juga harus diusut tuntas. Seharusnya pengakuan Gayus di BAP harus difollow up," lanjut Nurkholis.
(aan/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini