Pantauan detikcom, Rabu (10/10/2010) ribuan pohon salak pondoh ini banyak yang tumbang di Desa Merdikoharjo dan Desa Lumbungrejo, Kecamatan Tempel, Sleman, DIY. Pohon yang roboh di perkebunan skala besar maupun skala kecil.
Karena banyaknya pohon yang tumbang, warga harus memanen lebih dini. Tampak beberapa warga saat ini sedang memanen salak yang semestinya dipanen satu bulan ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bandio mengatakan, petani salak mengalami kerugian besar karena hasil panen tidak maksimal. Selain itu, pohon salak yang tumbang belum banyak berbuah. Akibatnya, harga per kilogram salak yang dipanen dini ini relatif murah.
"Kalau yang besar-besar sudah matang sekilo bisa Rp 3.000 sampai Rp 3.500. Tapi kalau yang kayak bigini Mas, ini paling Rp 2.500/kg karena masih muda. Rasanya belum begitu manis," terang Bandio.
Bandio bercerita, dengan banyaknya pohon salak yang roboh, warga terancam tdak bisa panen salak hingga 1,5 tahun ke depan.
"Ini batang-batang pohon yang patah, nanti kita pangkas semua. Setelah kita pangkas, pohon salak itu baru berbuah 1,5 tahun. Berarti, 1,5 tahun kita tidak bisa panen salak di sini," tutur Bandio.
"Kalau total, mungkin ada ribuan hektar (yang roboh). Tapi persisnya saya tidak tahu. Yang jelas, rusak semua, Mas. Ini karena batang pohon salak tidak mampu menahan abu dan pasir yang menutupi daun salak. Jadi semuanya roboh," tambahnya.
(gun/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini