Usai Diluapi Lahar, Kali Krasak Diserbu Pencari Pasir

Usai Diluapi Lahar, Kali Krasak Diserbu Pencari Pasir

- detikNews
Selasa, 09 Nov 2010 19:09 WIB
Magelang - Hujan deras di sekitar puncak Gunung Merapi berimbas pada meluapnya lahar di sejumlah sungai, salah satunya Kali Krasak. Ketika luapan lahar mereda, kali tersebut diserbu puluhan pencari pasir.

"Sekarang ini banyak pencari pasir. Hari ini ada puluhan truk yang mengantre mengambil pasir dari kali," kata Heru, warga Bakalan Lor, Bligo, Ngluwar, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (9/11/2010).

Di hari-hari sebelum luapan lahar, lanjut dia, truk yang mengambil pasir setiap harunya hanya sekitar 1-2 unit. Biasanya pendapatan pencari pasir paling bnayak hanya Rp 30 ribu. Namun kali ini bisa mencapai Rp 150 ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tadi juga ikut mencari pasir. Hari ini saya dapat Rp 150 ribu. Rp 150 ribu itu untuk pasir sekitar 6 meter kubik," sambung Heru.

Menurut dia, truk-truk yang dibolehkan mengambil pasir adalah yang berukuran sedang. Truk besar tidak dibolehkan masuk ke desa karena dikhawatirkan akan merusak aspal jalan yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

"Kami mencari pasir sedari subuh sampai siang. Terpaksa berhenti karena air sudah mulai mau meluap lagi," lanjut Heru.

Saat Kali Krasak meluap, maka laharnya bisa masuk ke kawasan persawahan. Beruntung rumah-rumah di sekitar kali masih aman. Tanggul yang dibuat pada tahun 1976 mampu menahan arus lahar sehingga tidak menghantam rumah di desa tersebut.

"Rumah saya 500 meter dari kali, masih aman. Ada juga puluhan rumah di jarak paling dekat dengan sungai, 200 meter, semua masih aman," ucap Heru.

Sebelumnya, warga di desanya telah diminta untuk mengungsi. Namun warga banyak yang enggan meninggalkan rumahnya karena debit air kali dirasa tidak membahayakan. Mereka khawatir tidak nyaman di pengungsian.

Akibat luapan lahar, jembatan kecil sepanjang 50 meter yang biasa dilewati warga yang hendak pergi ke Yogya putus. Akibatnya warga harus melalui jalan memutar yang tentunya memakan waktu lebih lama.

"Biasanya cuma 5 menit kalau mau ke jalan yang mau ke Yogya, sekarang harus 30 menit karena memutar," ujar Heru.

(vit/ken)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads