Kemenhub, BMKG dan ESDM Teken MoU Informasi Abu Vulkanik

Kemenhub, BMKG dan ESDM Teken MoU Informasi Abu Vulkanik

- detikNews
Selasa, 09 Nov 2010 13:15 WIB
Jakarta - Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum od Understanding/MoU) terkait kerjasama informasi abu vulkanik gunung berapi.

Nota kesepahaman ini ditandatangani di Hotel Nikko, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (9/11/2010).

Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bhakti, Deputi Bidang Meteorologi Tuwamin Mulyono dan Kepala Badan Geologi ESDM R Sukhyar yang menandatangani MoU ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini hari bersejarah bagi 3 lembaga pemerintah untuk dukungan legalitas formal. Ini bukan karena gunung berapi, tapi karena sudah dijadwalkan dan memang sudah waktunya," ujar Kepala BMKG Dr Ir Sri Woro B Harijono MSc dalam sambutannya.

Alur informasinya, jelas Woro, Badan Geologi ESDM memberikan informasi aktivitas gunung berapi, termasuk tinggi abu vulkanik dan kandungannya kepada BMKG. BMKG kemudian melengkapinya dengan data cuaca.

BMKG kemudian menyerahkan data itu kepada Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin, Australia.

"Mengapa Indonesia mengacu kepada Darwin, sebab pembagian internasionalnya kita ikut Darwin," ujar Woro sambil menunjukkan peta wilayah pembagian VAAC di seluruh dunia.

Di dunia, VAAC ini ada beberapa dan melayani bagian wilayah area tertentu. Di Eropa, VAAC ini berpusat di Toulouse, Prancis. Di AS dan Amerika Utara, ada VAAC Washington, AS. Di Amerika Selatan, ada VAAC Buenos Aires, Argentina. Di wilayah Pasifik ada VAAC Wellington, Selandia Baru.

Nah, dari VAAC Darwin tersebut data dilengkapi dengan kecepatan angin dan data satelit, kemudian data disebarkan ke Meteorological Weather Watch Office seluruh dunia, atau BMKG di Indonesia.

"BMKGΒ  kemudian menyebarkan data itu ke 4 pihak," imbuhnya.

Yaitu BMKG luar negeri terdekat seperti Jepang, Singapura dan lainnya. Kemudian pada kantor BMKG di seluruh Indonesia, pihak Ditjen Perhubungan Udara dan terakhir ke Air Traffic Control (ATC).

"ATC itu untuk yang inflight atau pilot yang di pesawat," papar Woro.

Data dari VAAC Darwin ke BMKG, dan BMKG ke 4 pihak tersebut, imbuh Woro, dilakukan real time dalam waktu bersamaan. BMKG akan memperbarui Significant Meterological Information (Sigmet).

"Data di-update setiap 6 jam. Tapi karena ada Gunung Merapi, maka Pak Dirjen (Dirjen Perhubungan Udara Herry Bhakti) meminta info di-update 3 jam sekali," jelasnya.

Sementara menanggapi adanya maskapai penerbangan internasional yang lebih percaya informasi VAAC Darwin, Dirjen Perhubungan Udara Herry Bhakti mengatakan VAAC Darwin yang menyebarkan ke seluruh dunia memang tergantung operator penerbangannya.

Namun sebagai regulator di Indonesia yang memiliki data lokal, pihaknya tidak tinggal diam.

"Untuk penerbangan internasional kami mengambil keputusan. Kita keluarkan NOTAM (Notice To Air Man) atau AshTAM (Ash NOTAM), kita update terus. Untuk Jakarta kita memutuskan tetap membuka dan aman," jelas Herry.

Buktinya, sehari setelah banyak maskapai internasional menghentikan penerbangannya, para maskapai penerbangan itu beroperasi kembali ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

(nwk/lrn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads