Demikian data yang dirilis Kementerian ESDM, pada Senin (8/11/2010) hingga pukul 12.00 WIB.
Data Kementerian ESDM menyebut, pada 6 November 2010 tercatat ada 6 gempa vulkanik, tremor beruntun, guguran 12 kali, awan panas 5 kali, dan gempa tektonik 1 kali. Sedangkan pada 7 November 2010, tercatat 31 kali gempa vulkanik, tremor, guguran dan awan panas terjadi secara beruntun, serta gempa tektonik sekali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pos pengamatan darurat di Ketep melaporkan masih sering terdengar suara gemuruh
dengan intensitas sedang sampai kuat. Kabut menyebabkan sosok Merapi sulit diamati secara visual. Kepulan awan panas di Kali Gendol sesekali terlihat dan angin yang
bertiup cenderung ke arah Barat.
Hujan abu tipis sempat terjadi pada pukul 10.53 WIB. Menyusul kemudian hujan di
puncak Merapi sekitar pukul 11.00 WIB. Hal itu mengakibatkan adanya aliran di Kali Senowo, Kali Apu, Kali Lamat dan Kali Trising.
Pengamat di sektor Timur (Klaten) melaporkan suara gemuruh terdengar keras dari Deles. Beberapa kali kepulan awan panas terlihat mengarah ke barat. Kecepatan awan panasย cukup tinggi, yakni dengan jarak luncur maksimum 4 km.
Endapan material hasil erupsi di sepanjang alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi
semakin besar. Endapan tersebut berpotensi menjadi lahar bila terjadi hujan dengan
intensitas tinggi. Pada pukul 11.00 - 12.00 WIB, aliran lahar telah terlihat di Kali Apu, Kali Trising, Kali Senowo, Kali Lamat dan Kali Putih. Meski demian, patut diawasi aliran lahar di kali-kali lainnya.
Karena kondisi itulah, status bahaya Merapi masih dalam level 4 alias Awas. Ancamannya masih berupa awan panas dan lahar.Wilayah aman bagi para warga masih tetap di luar radius 20 km.
Kementerian ESDM mengimbau agar pihak bandara atau maskapai penerbangan melakukan penyelidikan abu gunungapi yang dapat berpotensi mengganggu jalur penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Adisutjipto di Yogyakarta.
Kementerian ESDM juga mengingatkan agar tidak ada aktivitas penduduk di daerah rawan bencana III, khususnya yang bermukim di sekitar alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi sektor tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut dalam jarak 20 km dari puncak. Hal ini untuk menghindari ancaman bahaya awan panas dan lahar yang akan mengalir ke Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali
Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising dan Kali Apu.
(vit/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini