Menurut Suratmo (44), warga Desa Cabe Lor, Kecamatan Srumbung, Magelang, ia melihat jebolnya dam karena dihantam oleh lahar dingin yang membawa material seperti batu besar dan pasir bercampur lumpur.
Suratmo menyatakan, jebolnya dam penahan lahar dingin itu sekitar 15.00 WIB, usai terjadinya letusan siang tadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa jebolnya dam Kali Putih ini.
“Kalau seperti ini, penduduk sekitar Merapi biasa menyebutnya terjadi 'ladu’ karena aktifitas gunung Merapi yang terus meningkat,” kata Isroni (34), warga Desa Kemiren, Srumbung, Magelang, yang sengaja datang menyaksikan terjadinya banjir lahar dingin.
Isroni merasa tidak takut walau berada di bawah radius 20 kilometer, tepatnya di radius 11 kilometer, dari puncak Merapi. Terlebih telahterjadi banjir lahar dingin.
Malahan dia yang datang bersama rombongan teman-temanya sempat mengabadikan terjadinya banjir lahar dingin di Kali Putih yang tidak jauh dari Pos Pengamatan Merapi Ngepos, Kecamatan Srumbung, yang saat ini sudah tutup karena aktivitas Merapi yang fluktuatif.
“Sudah biasa mas, kalau orang-orang di sini suka nonton laduni,” kata Isroni.
Pantauan detikcom, selain membawa material yang cukup besar seperti batu besar, pasir dan lumpur, banjir lahar dingin ini juga mengakibatkan rusaknya berbagai jenis bantaran Kali Putih.
Sampai saat ini, aktivitas Merapi yang sangat fluktuatif tidak menghalangi warga sekitar Kecamatan Srumbung, Magelang untuk menyaksikan banjir lahar dingin dan pulang ke rumah untuk memberi makan ternak dan mengambil logisitik berupa gabah dan pakaian ganti.
(lrn/lrn)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 