Untuk memantau secara langsung penanganan gempa Yogyakarta 2006, Presiden SBY memutuskan untuk ngantor di Istana Kepresidenan di Yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gedung Agung. Gedung ini terletak persis di depan Benteng Vredeburg dan berlokasi tak jauh dari kraton Yogyakarta.
"Malam ini saya mulai berkantor di Gedung Agung Yogyakarta," kata SBY di hadapan sejumlah menteri dan pejabat terkait. Hal tersebut dia sampaikan saat memimpin langsung koordinasi tanggap darurat di Pendopo Kabupaten Bantul Sabtu 27 Mei 2006 silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan menunggu angkutan, saya bersama rakyat di sana," kata SBY dalam jumpa pers di Istana Negara, Jumat (5/11/2010) kemarin siang.
SBY juga berencana akan menetap dan ngantor sementara di Yogyakarta, agar benar-benar memahami kondisi rakyat di sana. "Saya berencana tinggal di sana," papar SBY.
Awalnya, Presiden SBY akan berangkat ke Yogyakarta melalui Semarang pada pukul 16.00 WIB atau dua jam setelah dia jumpa pers di Istana. Namun lantaran harus menunggu persiapan pesawat kepresidenan, akhirnya rombongan Presiden baru bisa berangkat pukul 20.00 WIB.
Belum diketahui sampai kapan Presiden akan ngantor di Yogyakarta. Bisa cepat, namun bisa juga lama, tergantung kondisi Gunung Merapi.
"Belum bisa dipastikan sampai kapan di Yogyakarta, kondisinya masih bisa terus berubah," kata Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha kemarin.
Namun, yang jelas, selama berada di Yogyakarta Presiden SBY akan tinggal dan berkantor di Gedung Negara. Alternatif lain yang juga disiapkan, menurut Julian adalah asrama Akmil, yang terletak di kaki Gunung Tidar, Magelang.
Usai tiba di Bandara Ahmad Yani Semarang tadi malam, Presiden dan rombongan akhirnya bermalam di asrama Akmil, Magelang, yang memang kondisinya jauh lebih aman dari dampak letusan Merapi ketimbang di Gedung Agung.
Sementara belum diketahui pasti jadwal kegiatan SBY selama berada di Yogyakarta-Jawa Tengah.
(anw/anw)