"Di puncak Merapi anginnya belum bertiup kencang jadi pergerakannya vertikal. Tetapi sepertinya nanti cenderung ke barat karena angin diperkirakan bertiup lebih kuat ke barat," kata Kepala Seksi Merapi Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Sri Sumarti ketika dihubungi detikcom, Kamis (4/11/2010).
Dijelaskan dia, arah awan panas berubah sesuai dengan bertiupnya angin yang dominan. Menurut Sri, setelah bererupsi pada 26 Oktober lalu, ada kubah lava baru yang terbentuk di puncak Merapi. Diameter kubah itu sekitar 50 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga pukul 06.00 WIB, ketinggian awan panas diperkirakan sekitar 6 km. Dia menyatakan masih belum tahu apakah akan ada letusan besar lagi atau tidak.
"Berdasarkan sejarah Merapi 100 tahun, aktivitas erupsi Merapi memang antara 2-7 tahun. Setelah ini akan ada letusan besar lagi atau tidak kita belum tahu, kita masih memantau," tutur Sri.
Dia mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi larangan mendekat kawasan Merapi hingga radius 15 km.
Aktivitas Merapi pada Rabu (3/11) lalu meningkat. Letusan yang terjadi sejak pukul 08.15 WIB tadi terus menerus terjadi. Akibatnya, kondisi dinyatakan krisis sehingga daerah rawan bencana diperluas hingga 15 km. Menurut Kepala Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Dr Surono, letusan Merapi kali ini lebih besar dibandingkan 26 Oktober lalu.
Dampak dari letusan tersebut menyebabkan abu vulkanik semakin jauh berterbangan. Beberapa daerah yang sudah terkena abu vulkanik tersebut adalah Banyumas, Purwokerto, Banjarnegara dan Cilacap hingga Tasikmalaya.
(vit/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini