Mengenal Ramadhan, Imam Masjid Kirgistan Yang Menawan

Laporan dari Arab Saudi

Mengenal Ramadhan, Imam Masjid Kirgistan Yang Menawan

- detikNews
Kamis, 04 Nov 2010 03:29 WIB
Madinah - Sekilas saat bertemu Ramadhan, kita akan teringat pada bintang kungfu Chow Yun Fat yang tampan. Tapi Ramadhan jauh dari hiruk pikuk dunia film. Dunia Ramadhan justru dunia yang sangat religius. Ia seorang imam masjid.

Ramadhan yang namanya mirip nama warga Indonesia itu sehari-harinya bekerja
sebagai seorang imam masjid di Kirgistan, negara bekas pecahan Uni Soviet. "Saya imam masjid Al Buchori Kirgistan," kata Ramadhan di sela-sela membeli aneka oleh-oleh haji di sebuah kebun kurma Madinah, Rabu (3/11/2010).

Kami, sejumlah wartawan yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) sempat
terpana. Kami tidak menyangka pria yang tampil sangat santai, ramah, akrab dan bicara ceplas-ceplos itu adalah seorang imam masjid. Beda dengan tokoh agama di Indonesia yang biasanya berusaha menjaga kharismanya saat bertemu orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya Rabu siang itu, kami ingin mewawancarai sejumlah jamaah Indonesia yang datang ke kebun kurma itu untuk membeli oleh-oleh haji. Sekitar pukul 10.30 waktu Arab Saudi, 100-an rombongan jamaah haji dari Bandung, Jawa Barat, datang ke kebun kurma tersebut. Namun kunjungan mereka ke kebun kurma itu terlalu singkat.

"Saya hanya sekadarnya saja membeli oleh-oleh di sini, sebelumnya sudah ke
tempat lain," kata Mery, jamaah asal Bandung yang pergi naik haji salah satunya dalam rangka merayakan bulan madu bersama sang suami. Saat diajak wawancara lebih panjang, Meri menolaknya karena buru-buru akan pergi.

Tidak lama berselang jamaah Indonesia keluar, jamaah dari Kirgistan pun datang. Mereka umumnya berkulit putih bersih dengan mata sipit dan tubuh tinggi besar. Kami pikir, mereka adalah jamaah dari China. Namu begitu membaca tulisan di seragam hajinya, kami tahu mereka dari Kirgistan.

Sejumlah jamaah Kirgistan pun sibuk memilih aneka oleh-oleh seperti kurma, aneka kacang-kacangan, hati unta, aneka tasbih juga aneka batu akik. Seorang pemuda belasan tahun tampak sibuk mendokumentasikan kunjungan jamaah Kirgistan tersebut. Di antara rombongan itu, ada seorang pria dengan jenggot tipis di dagu memberikan senyum kepada kami. Dialah Ramadhan.

Lalu kami pun berbincang-bincang tentang haji secara umum. Ramadhan bercerita, jamaah Kirgistan tahun iniย  berjumlah 4.500 orang, sementara dia menjadi ketua rombongan untuk 60 jamaah.

"Negara kami dekat China, dari airport (Kirgistan) ke Jeddah hanya 6 jam," kata pria berusia 36 tahun tersebut.

Untuk berhaji, warga Kirgistan membayar US$ 2.200 dan melakukan ibadah haji selama 24 hari. Sekadar diketahui jamaah Indonesia melakukan ibadah haji selama 40 hari, 8 hari di Madinah, 32 hari di Mekkah. Beda dengan Indonesia, Kirgistan tinggal di Madinah hanya 4 hari.

Bila jamaah Indonesia tinggal 8 hari lebih di Madinah untuk salat Arbain, salat jamaah di Masjid Nabawi 40 waktu, jamaah Kirgistan tidak demikian. Jamaah Kirgistan tidak melakukan arbain.

"Kami hanya empat hari di Madinah," kata Ramadhan yang adalah lulusan Universitas Al Azhar Mesir tersebut.

Di Madinah, rombongan Ramadhan menginap di hotel yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari Masjid Nabawi alias di luar markaziah. Sementara di Mekkah,
mereka akan tinggal di pemondokan yang jaraknya sekitar 7 kilometer.

"Kami bisa jalan kaki atau naik angkutan untuk ke masjid," jelas Ramadhan.

Anda tahu Indonesia? pancing kami. "Indonesia? Banyak," jawab Ramadhan.

Ia pun berkata ingin mengunjungi Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar. "Penduduk kami 95 persen muslim," kata Ramadhan bangga.

Ia pun lalu mengucapkan terimakasih dan salam saat mengakhiri pembicaraan.


(iy/lia)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads