"Kalau dipasrahi, saya tidak kuat, nggak berani saya," kata pria yang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipanggil Mbah Rono ini. Hal itu disampaikannya saat berbincang dengan detikcom, Rabu (3/11/2010).
Surono mengatakan, Merapi adalah milik masyarakat Yogyakarta. Karena itu, orang yang 'dipasrahi' untuk menjaga Merapi sebaiknya juga masyarakat Yogyakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Mbah Rono tidak akan tinggal diam selama status Merapi masih berbahaya untuk warga yang tinggal di sekitarnya. Pria berkacamata ini akan terus berusaha menyuarakan agar warga mau mengikuti pemerintah untuk mengungsi.
"Saya akan di sini selama Merapi masih 'bergolak'. Paling nggak sampai Merapi berstatus siaga," kata pria yang menyelesaikan S1-nya di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Sebelumnya, seorang sosiolog dari Yogyakarta Haedar Nashir menilai Mbah Rono paling cocok menjadi juru kunci Merapi. Hal itu karena Mbah Rono dinilai mampu mengharmoniskan hubungan alam dan manusia.
Di sisi ilmiah, Mbah Rono sangat paham dengan aktivitas Merapi. Namun Mbah Rono juga memahami filosofi masyarakat Jawa yang tinggal di Merapi.
Haedar menilai, jika Mbah Rono diangkat jadi juru kunci Merapi, boleh jadi masalah yang selama ini terjadi terkait perintah mengungsi tidak akan terjadi. Dengan begitu, jumlah korban akibat 'amukan' Merapi di tahun-tahun ke depan bisa diminimalkan. (ken/nrl)