Menurut Surono, saat itu Bu Any bercanda menyebutnya Mbah Rono karena dianggap paling tahu soal aktivitas gunung berapi. Pada 2006 lalu, nama Mbah Maridjan begitu moncer di media seiring dengan aktivitas Merapi.
"Nah setelah itu kan Gunung Kelud juga ada aktivitas, terus di sana kan ada Mbah Ronggo. Nah untuk membedakan saya dengan mbah-mbah itu, saya dipanggil Mbah Rono oleh Ibu Ani," kenang doktor jebolan Universitas Savoei, Prancis ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi semua manggil saya Mbah Rono," katanya. Teman-teman seangkatannya di Institut Teknologi Bandung (ITB) juga memanggilnya dengan nama Mbah Rono.
Surono mengaku tidak keberatan dengan panggilan barunya itu. Pria kelahiran 8 Juli 1955 itu menerimanya dengan senang hati.
"Saya terima saja," katanya sambil tertawa.
(ken/vit)