Berdasarkan informasi sementara di lapangan, pesawat Boeing 737-400 dengan registrasi PK-LIQ itu mengalami over shoot saat melakukan pendaratan dan terjerumus di ujung landasan. Direktur Teknik dan Operasi PT Angkasa Pura II, Salahudin Rafi menjelaskan, pesawat mengalami crash di ujung runway 15 pada pukul 11.18 WIB.
"Pesawat mengalami over shoot, atau melaju melebihi runway. Posisi kecelakaan ada di area RESA (Runway End Safety Area)," kata Rafi dalam rilis PT Angkasa Pura II, Selasa (2/11/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akibat kecelakaan itu, nose wheel atau roda depan mengalami patah, main gear amblas, engine rusak dan pesawat terjerembab di tanah ujung landasan," imbuhnya.
PT Angkasa Pura II kemudian mensterilkan landasan sepanjang 2.250 meter itu untuk mempermudah evakuasi. Mereka pun mengirimkan tim untuk evakuasi.
"Kami juga sudah mengirimkan tim rescue dari Soekarno-Hatta sebanyak 7 orang dan peralatan pendukung salvage atau dongrak untuk mengangkat bodi pesawat agar mudah ditarik dari lokasi kejadian," imbuhnya.
Rafi mengatakan, pesawat Lion Air yang mengalami kecelakaan itu merupakan pesawat ke sembilan yang mendarat di Supadio hingga saat itu. Sebelumnya, telah ada delapan pesawat yang melakukan pendaratan dan sembilan pesawat yang melakukan lepas landas dengan aman.
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) terkait proses evakuasi ini dan mengamankan lokasi kejadian. Berapa lama proses evakuasi belum bisa dipastikan. Tetapi, kami berupaya melakukan evakuasi secepatnya agar Bandara Supadio bisa secepat mungkin dioperasikan secara normal kembali," pungkasnya.
(fay/asy)