"Keunikan dari masjid ini, yaitu bangunannya tidak menggunakan paku pada setiap sambungan kayu. Jadi disusun seperti puzzle saja," Ujar Nico, ketika dihubungi detikcom, jumat (29/10/2010).
"Ukuran bangunannya 10 x 10 m, atapnya dari daun sagu dan dinding atasnya dari batang-batang pohon sagu yang dikeringkan. Jadi seperti masjid yang terbuat dari sagu. Masjid ini juga masih berfungsi sampai sekarang. Tadi juga aku sempat jumatan di masjid ini kok," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibalik cerita keunikannya ternyata menyimpan cerita mistis mengenai masjid yang dianggap tidak hanya tertua di Ambon tapi juga di Indonesia.
"Katanya masjid ini pindah secara gaib. Tadinya di atas gunung tepatnya di bawah pohon mangga. Tiba-tiba keesokan pagi masjidnya pindah ke tempat pemukiman penduduk," tutur Nico.
"Nama Wapauwe sendiri juga berasal dari kata wapa yang berarti bawah dan uwe yang artinya pohon mangga," sambungnya.
Pengalaman para peserta ACI dapat dilihat di Jurnal Petualang ACI.
Program Aku Cinta Indonesia ini didukung penuh oleh XL, Sinarmas, Nexian, Garuda Indonesia, dan Optik Seis. (tbs/tbs)