Acara pemakaman sempat terlambat dua jam dari yang sudah dijadwalkan karena menunggu perwakilan dari pihak Keraton Yogyakarta. Baru pada pukul 12.00 WIB, prosesi bisa dimulai.
Jenazah Mbah Maridjan dibawa menggunakan peti berbalut kain putih berenda. Namun, saat hendak dimakamkan, hanya jasad simbah yang dimasukkan ke liang lahat. Adik ipar Mbah Maridjan, Udi Sutrina dan putranya, Narudi, dimakamkan bersebelahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sanak saudara Mbah Maridjan tampak sangat kehilangan. Sepanjang acara pemakaman, mereka tak henti-hentinya mengeluarkan tangis. Terutama anak Mbah Maridjan, Asih, yang sempat lemas sehingga perlu dipapah oleh dua orang.
"Saya yakin Mbah khusnul khotimah," ucap salah seorang pelayat.
Di antara para pelayat, tampak beberapa tokoh seperti Ketum Golkar Aburizal Bakrie dan sejumlah pejabat teras Golkar Yogyakarta. Bupati Sleman Sri Purnomo, dan artis Donny Kesuma juga berada di lokasi.
Sempat terjadi kericuhan kecil saat liang lahat akan ditutupi tanah. Para pelayat berebut untuk memasukkan tanah ke dalam lubang makam Mbah Maridjan. Untungnya, tak ada insiden berarti dalam kejadian ini.
Selamat jalan, Mbah.
(mad/mad)