"Sejak April 2010 SPBG yang di Perintis Kemerdekaan dan Rawa Buaya menghentikan pelayanannya," ujar staf operasional BLU TransJakarta Budy Rahmayadi.
2 SPBG itu, imbuh Budy, melayani operator PT Trans Batavia (TB) yang sehari-harinya menjadi operator busway Koridor II (Pulo Gadung-Harmoni) dan Koridor III (Kalideres-Harmoni).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, 126 bus TransJ milik PT TB dialihkan pengisiannya ke SPBG lain. Budy menjelaskan selain 2 SPBG itu, ada 6 SPBG lain yang melayani semua Koridor busway.
6 SPBG itu, terletak di Jalan Pemuda, Pinang Ranti, Kampung Rambutan(Jakarta Timur), Gandaria, Pancoran (Jakarta Selatan) dan Daan Mogot (Jakarta Barat).
Akibatnya, waktu mengisi BBG bagi bus-bus itu menjadi lebih lama karena terjadi antrean di SPBG yang sudah ada. Waktu menunggu bus pun menjadi lebih lama di 2 koridor itu.
"Paling terasa ya headway-nya. Yang tadinya 5-10 menit menjadi 15-30 menit," jelas Budy.
Sementara Direktur Operasional PT TB Jabes Sihombing mengatakan 126 bus TransJ harus mengalihkan pengisian BBG-nya ke 2 SPBG lain.
Rinciannya, 56 bus (Koridor II) yang dulu mengisi di SPBG Jalan Perintis Kemerdekaan yang bersebelahan dengan pool bus, harus dialihkan ke SPBG Jalan Pemuda. Sedangkan 70 bus (Koridor III) yang tadinya isi BBG di SPBG Rawa Buaya dialihkan ke SPBG Daan Mogot.
Efeknya, waktu antre isi BBG jadi lebih lama karena SPBG itu juga harus melayani koridor lain.
"Dulu isi BBG sekitar 30 menit dari keluar track hingga masuk track lagi. Sekarang antre saja 1-1,5 jam. Keluar track hingga masuk lagi bisa sampai 2 jam," jelasnya.
Waktu isi BBG itu sendiri, dari memasukkan selang hingga mencabutnya antara 5-10 menit. Tergantung sisa BBG yang dimiliki masing-masing bus.
Alhasil, kalau 1 bus harus 2 kali isi BBG per hari, maka waktu antre total adalah 2-3 jam. Akhirnya berefek pada pelayanan.
"Selain headway lama, rit jadi berkurang. Kita sudah hitung kerugian untuk bulan April 2010 saja rugi Rp 1,038 miliar, konversi kerugian untuk waktu dan pelayanan," kata Jabes.
Selanjutnya, kerugian per bulan yang ditaksir pihaknya berkisar Rp 300 juta - Rp 400 juta.
Pendapatan PT TB sendiri, Jabes memberikan ancer-ancernya. Hitungan per kilometer bus-busnya dihargai Rp 12.500/km.
"Rata-rata 900 ribu kilometer per bulan (terima dari BLU)," jelas Jabes.
Untuk BBG saja, PT TB mengeluarkan Rp 2 miliar per bulan kepada pengelola SPBG. Harga BBG yang berlaku sekarang adalah Rp 2.562/ liter setara premium (LSP).
(nwk/anw)