Ada beberapa titik kumpul yang disediakan petugas di Desa Balerante. Titik kumpul adalah di sebuah halaman luas seorang warga di Dusun Gondang. Di lokasi tersebut didirikan sebuah tenda. Tiga buah truk telah diparkir semenjak pagi. Selain itu juga terparkir dua mobil ambulance dan satu unit mobil bak terbuka milik PMI.
Namun hingga Selasa (26/10/2010) siang, tidak ada warga tidak ada yang bersedia datang untuk dievakuasi. Bahkan warga dua kampung diatasnya yaitu Dusun Sambungrejo dan Ngipiksari, sama sekali tidak menghiraukan adanya imbauan dan pemberitahuan. Padahal Dusun Sambungrejo hanya terletak kurang dari 2 km dari puncak Merapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalaupun mau menjawab mereka hanya mengatakan, 'Tidak' dan tidak ada lanjutan atau alasan lainnya yang disertakan dari jawaban tersebut.
Kepada wartawan, warga mengatakan tekadnya untuk tidak akan mengungsi. Mereka yakin Merapi kali ini tidak akan mengalami erupsi ataupun aktivitas yang membahayakan mereka. Mereka yakin bahwa tahun ini hanya 'batuk-batuk kecil' saja.
"Kami akan tetap berada di rumah saja. Kami mempunyai ilmu yang kami warisi secara turun-temurun untuk mengamati Gunung Merapi. Hingga saat ini kami tidak melihat tanda-tanda membahayakan. Kami baru akan mengungsi jika tanda-tanda bahaya itu sudah muncul," ujar Sutino, warga setempat.
Kapolsek Kemalang, AKP Agung Raharjo, mengatakan tim gabungan pelaksanan evakuasi akan terus melakukan himbauan kepada warga agar bersedia mengungsi selama status Merapi masih dinyatakan 'awas'. Namun demikian dia mengaku menghargai pendapat warga yang tetap yakin tidak akan ada bahaya.
"Mereka bukan menolak mengungsi atau dievakuasi, tapi hingga saat ini mereka yakin bahwa Merapi tidak membahayakan sehingga merasa belum perlu mengungsi. Mereka juga mengatakan akan turun jika mereka telah melihat tanda-tanda membahayakan. Kami akan tetap menunggu hingga mereka mau diungsikan," ujarnya.
(djo/djo)