"Aku belum pernah nyasar sebelumnya, tapi dinikmati saja. Apalagi di siniย kita menemukan air terjun Wapsdori. Air Terjun Wapsdori belum banyak diketahui orang lain dan belum terdapat di peta," tutur Endro, ketika dihubugi detikcom.
"Kita kesasar karena mendengar suara air dan mencari sumbernya. Lalu ikuti jalur yang ada. Harusnya ke kanan, tapi kita milih ke kiri. Tapi pas kembalinya gampang kok, tinggal ikuti jalan yang tadi saja," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ย
Sebelum mereka kembali, bapak-bapak pembuat perahu tradisonal tersebut menunjukkan sesuatu setelah lebih dahulu membaca sesuatu seperti mantra. Tidak lama datang empat ekor burung cendrawasih.
"Rasanya senang banget bisa melihat burung cendrawasih yang terkenal dengan kecantikannya. Apalagi kita melihatnya buka di tempat penangkarannya, di alam lepas seperti ini. Hewan ini termasuk langka dan dilindungi," tutur Endro.
"Burung cendrawasih hanya ada dan banyak ditemukan di Papua. Di Papua hanya ada dua desa yang terkenal dengan keindahan burung cendrawasih, yaitu di Kampung Randawaya dan Barawai," timpal Lia.
"Warna-warnanya yang mencolok membuat tambah cantik. Sayangnya aku gak sempat foto, soalnya burungnya terbang-terbangan," sambung Lia lagi.
"Burung Cendrawasih bukan burung sembarangan. Untuk memanggil burung cendrawasih ada bacaan khusus. Walaupun sudah dibacakan doa-doa belum tentu akan datang. Soalnya Mereka percaya bahwa para leluhur mereka jelmaan burung cendrawasih," sambung Endro lagi.
"Ada hal yang lucu dan unik tentang burung cendrawasih. Jadi kalau mereka lagi pacaran pasti mereka akan jatuh ke tanah. Aku juga gak tahu kenapa," lanjut Lia sambil tertawa.
Pengalaman para peserta ACI dapat dilihat di Jurnal Petualang ACI.
Program Aku Cinta Indonesia ini didukung penuh oleh XL, Sinarmas, Nexian, Garuda Indonesia, dan Optik Seis.
(lom/lom)











































