Meski Susah, Pantang Menyerah Menuju Raudah

Laporan dari Arab Saudi

Meski Susah, Pantang Menyerah Menuju Raudah

- detikNews
Minggu, 24 Okt 2010 16:59 WIB
Madinah - Mengunjungi Masjid Nabawi rasanya kurang afdhol bila tidak mampir ke raudah. Inilah tempat favorit para jamaah haji dari berbagai penjuru dunia. Raudah atau juga disebut sebagai taman Nabi Muhammad merupakan tempat yang makbul untuk berdoa.

Raudah berada di dalam Masjid Nabawi yang letaknya ditandai dengan tiang-tiang putih. Ia berada di antara rumah Siti Aisyah (sekarang makam Rasulullah) sampai mimbar Nabi Muhammad. Raudah memiliki luas 330 meter persegi. Panjangnya dari arah timur ke barat 22 meter dan dari utara ke selatan 15 meter.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah dinyatakan bahwa Rasullah bersabda 'Di antara rumah dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga dan mimbarku adalah telagaku". Perawi hadis Ibn Hajar berpendapat ibadah yang dilakukan di raudah akan membawa si pendoa masuk surga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka tidak aneh bila banyak jamaah berebutan untuk bisa mencapai raudah. Namun untuk mencapai raudah bukanlah hal yang mudah, apalagi sekarang ratusan ribu jamaah dari berbagai penjuru dunia sudah datang ke Madinah. Dan mereka semua punya niat untuk berdoa dan salat di raudah. Maka berdesak-desakan, dorong-dorongan bahkan dibentak-bentak askar mau tidak mau harus dijalani.

Minggu (24/10/2010), misalnya, usai salat subuh, jamaah langsung tergesa-gesa menuju raudah, bahkan sebagian ada yang sampai berlarian. Padahal saat itu sekat pintu menuju raudah belum dibuka. Karena jumlah jamaah sangat banyak, askar pun kini lebih galak dibanding seminggu yang lalu.

Askar berderet di depan pintu yang menuju raudah. Mereka mengingatkan agar para jamaah tertib mengantre. Mereka membentangkan tangan mencegah para jamaah yang ingin nekat menerobos pintu. "Duduk ibu, duduk! Duduk ibu, duduk," berkali-kali askar wanita berteriak dengan keras memperingatkan jamaah wanita yang berdiri.

Sekitar pukul 06.30 waktu Arab Saudi, pintu pun dibuka, para jamaahpun langsung berdiri dan berjalan berdesak-desakan bahkan dorong-dorongan menuju raudah. Dibandingkan tubuh jamaah Turki, Afrika atau India yang tinggi besar, jamaah Indonesia tentunya kalah. Terlebih jamaah Turki sangat kompak, mereka selalu dalam rombongan besar ke mana-mana termasuk ke raudah.

Untungnya di sisi kiri dan kanan jalan menuju raudah, askar dan polisi berseragam bersiaga dan mengingatkan jamaah agar tidak dorong-dorongan dan bersikap teratur.

Setelahย  menuju raudah itu, jamaah harus kembali mengantre dan duduk kembali. Askar sudah berdiri di depan jamaah mengatur giliran untuk bisa berdoa di raudah. Jamaah terus-menerus diingatkan agar teratur dan sabar. Selain askar, di kompleks raudah kini juga dipasang peringatan agar jamaah tertib dalam sejumlah bahasa, bahasa Arab, Inggris, Indonesia dan bahasa lainnya.

Peringatan dalam bahasa Indonesia berbunyi,"Saudara-saudara kaum muslimin, jangan memaksakan diri dan menyakiti sesama pada saat masuk ke raudah dengan saling mendorong dan berdesak-desakan. Tunggulah giliran. Dengan izin Allah masih banyak waktu untuk anda dapat memasuki raudah dan melaksanakan salat di dalamnya".

Maka bila giliran telah tiba, askar mempersilakan jamaah berdiri dan menuju raudah. Di raudah, jamaah diingatkan tidak boleh terlalu lama berdoa. Jamaah diperbolehkan salat dhuha yang sekaligus salat hajat dua rakat dan berdoa. Berdoa di raudah sesungguhnya secara rasional sungguhlah tidak nyaman. Bagaimana tidak? Saat berdoa orang-orang sudah mengantre berdesak-desakan di belakang kita. Selain itu, waktu yang kita miliki untuk berdoa juga sangat sempit. Setekah salat dua rakaat, askar akan memperingatkan kita bila berdoa terlalu
lama.

Askar akan meminta anda untuk segera mengakhiri doa. Tidak segan, askar akan menepuk punggung anda bahkan menarik badan anda agar berdiri bila sujud doa terlalu lama. Askar pun dengan tegas meminta anda untuk segera berdiri dan keluar dari raudah untuk memberi kesempatan jamaah lain berdoa.

Meski hanya dalam waktu sempit dan bahkan berdesak-desakan, para jamaah tetap berdoa dengan khusyuk di raudah. Bahkan tidak sedikit jamah yang berdoa sambil menangis saking khusyuk dan harunya. "Alhamdulillah akhirnya sudah bisa mencapai raudah. Nggak apa-apa berdesakan yang penting sudah sampai dan bisa berdoa," kata salah seorang jamaah usai melakukan salat dan doa di raudah.

Ibu dari Boyolali itu mengaku menangis saat berdoa di raudah sebab terharu dan sangat ingin doanya bisa dikabulkan Allah. "Ya suasananya beda dengan bila kita doa sendiri di rumah atau di masjid di tanah air," katanya penuh haru.

Usai berdoa di raudah, biasanya para jamaah masih enggan keluar begitu saja. Jamaah tidak jarang masih melakukan salat di kompleks tersebut. Setelah salat, mereka pun keluar dari Raudah. Meski telah berdesak-desakan atau dorong-dorongan tidak ada sesal atau kesal terpencar dari wajah jamaah. Mereka justru tampak bahagia karena perjuangannya untuk bisa berdoa di Raudah tidak sia-sia.


(iy/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads