"Saya punya bapak pendiri Golkar. Ayah saya sekber Golkar, jadi kalau ke Golkar bukan sesuatu yang baru," tutur Ngabalin.
Pernyataan tersebut disampaikannya kepada wartawan usai penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Partai Golkar, di Hotel Borobudur, Selasa (19/10/2010) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain alasan mengikuti jejak sang ayah, dia menilai partai berlambang beringin ini sudah terhitung tua.
"Partai Golkar ini sudah 46 tahun. Nabi diangkat 40 tahun. Berarti kematangan, networking, identitas tidak lagi diragukan," katanya.
Lalu, bagaimana dengan PBB?
"Ada teman di sana. Saya sudah komunikasikan dengan teman-teman PBB. Pokoknya setiap keputusan yg diambil siapa saja ada konsekuensi logis yang siap dihadapi," imbuhnya.
Bagi Ngabalin, Golkar dianggap mampu menjadi tempat untuk menempa ilmu dan pengembangan diri. "Saya pikir di tempat ini layak untuk belajar dan mengembangkan diri. Partai Golkar kan partai tua, partai yang punya akar," katanya.
(ahy/ape)