Namun kebanggaan Malaysia terhadap menara kembar 88 tingkat tersebut ternyata tidak cukup. Menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi paling stabil di Asia Tenggara, pemerintah Malaysia berambisi untuk membangun kembali menara tinggi 100 tingkat.
Hal itu termuat dalam teks pidato APBN 2011 pemerintah Malaysia yang dibacakan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak dalam sidang parlemen, Jumat 15 Oktober 2010 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Najib melanjutkan, keseluruhan proyek tersebut bernilai RM 5 miliar, atau setara dengan Rp 15 triliun, dan diperkirakn selesai pada tahun 2015.
Bahkan Malaysia juga berencana membangun Wilayah Keuangan Internasional Kuala Lumpur (Kuala Lumpur International Finance District) yang bekerjasama dengan sebuah perusahaan Abu Dhabi. Malaysia berambisi untuk menjadi Pusat Keuangan Islam Terunggul di dunia.
Proyek yang dimulai tahun depan tersebut masuk dalam Program Pembangunan Berdampak Tinggi dalam APBN 2011 Malaysia. Pemerintah Malaysia menyebut APBN 2011 negara itu dengan tema "Transformasi Ke Arah Negara Maju Berpendapatan Tinggi" dengan empat strategi, yaitu memberdayakan kembali investasi swasta, membina SDM berkualitas, menyejahterakan hidup rakyat, dan memantapkan kualitas pelayanan sipil.
Untuk diketahui, di era Mahathir Mohammad, Malaysia mencanangkan visi Wawasan 2020. Visi ini bertujuan untuk meningkatkan Malaysia menjadi sebuah negara perindustrian dan negara maju di tahun 2020. Maju dimaksud dalam bidang pembangunan ekonomi, stabilitas politik, sosial, kerohanian, psikologi, serta persatuan nasional.
"Anggaran 2011 ini sangat penting sebagai bagian-bagian pembuka tirai kepada tahapan akhir ke arah Wawasan 2020 yang bakal menjelang kira-kira 3.365 hari atau 9 tahun, 2 bulan dan 17 hari lagi," pungkas Najib.
(rmd/nrl)