Dalam perbincangan dengan detikcom di Lapas Kelas 1 Kesambi, Cirebon, Ryan mengatakan wawancara dilakukan di lapas itu. Ada sebuah ruangan di lapas yang disiapkan untuk wawancara dan dibuat kedap suara.
"Kalau ada suara sedikit saja, harus diulang lagi. Ya kayak gitulah. Sampai pusing deh gue, mana gue lagi sakit," kata Ryan, Jumat (15/10/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang tanya begini, bagi kamu dipenjara itu karena kamu seorang gay atau pembunuh. Gue sampai bingung jawabnya," jelas dia.
"Gue bilang saja, bagi saya menjadi seorang gay itu pilihan. Tapi kalau menjadi pembunuh, itu kesalahan," kata Ryan.
Ryan juga ditanya pendapatnya soal membunuh 11 orang. Apakah Ryan menganggap itu jumlah yang banyak atau sedikit.
"Terus gue jawab aja. Bagi saya sesuatu yang lebih dari dua itu banyak. Entar kalo gue bilang sedikit, ntar gue dikira apa lagi," cetus Ryan yang tampak lebih kurus dibanding saat disidang dulu.
Kasus pembunuhan yang dilakukan Ryan menggegerkan Tanah Air pada medio 2008. Berawal dari kasus mutilasi di Depok, terkuak Ryan juga telah membunuh 10 orang lain termasuk di Jombang, Jawa Timur.
Ryan telah divonis hukuman mati atas perbuatannya. Sambil menunggu eksekusi, Ryan dipindah dari LP Depok ke Lapas Kelas 1 Kesambi Cirebon.
Kisah Ryan pun menarik perhatian media asing. Hasilnya, film dokumenter Ryan akan mendunia lewat TV kabel di saluran Crime and Investigation Network (CIN). Tayangan ini muncul perdana Minggu (17/10/2010) pukul 20.00 WIB. Di Indovision, CIN ditayangkan pada channel 208. (fay/nrl)