Anak DN Aidit Minta Sejarah G30/S Ditulis Lengkap

Anak DN Aidit Minta Sejarah G30/S Ditulis Lengkap

- detikNews
Jumat, 01 Okt 2010 17:06 WIB
Jakarta - Anak DN Aidit, Ilham Aidit meminta agar sejarah G30/S ditulis lengkap dan tak diungkap sepotong-sepotong. Hal ini agar rekonsiliasi yang terjadi tak dinilai semu.

"Saya selalu ingin mengajak agar peristiwa itu ditulis secara lebih lengkap. Peristiwa itu panjang. Namun sejarah tidak pernah mencatat, setelah peristiwa G30/S PKI itu ratusan ribu orang terbunuh. Ribuan orang dibuang ke Pulau Buru, dan ribuan lagi tidak bisa kembali ke negaranya. Kami minta dicatat secara lengkap untuk pembelajaran apa yang telah terjadi," ujar Ilham Aidit.

Hal itu disampaikan Ilham dalam acara Silaturahmi Nasional di Gedung Nusantara III DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Jumat (1/10/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah yang ditulis utuh itu nantinya akan menjadi pembelajaran bagi para generasi muda Indonesia. Juga menunjukkan agar rekonsiliasi itu tidak semu.

"Rekonsiliasi ini jangan hanya rekonsiliasi semu, karena hasilnya pun akan semu. Rekonsiliasi membuktikann sifat kesatria dan jiwa besar yang harus kita wariskan pada generasi berikutnya," kata dia.

Simpan Nama Aidit

Semasa kecil, Ilham berkisah, mempunyai kenangan yang tak enak berkaitan dengan ayahnya. DN Aidit sebagai Ketua Central Committee Partai Komunis Indonesia (CC PKI), dianggap sebagai musuh negara sejak tahun 1965 itu. Tak pelak, hal ini membuatnya takut menyematkan nama Aidit di belakang namanya.

"Ketika saya kecil, waktu itu usia saya 6 tahun, setelah peristiwa G30/S PKI tiba-tiba saya ingin keluar rumah. Tiba-tiba saya lihat ada tulisan besar di dinding, 'Gantung Aidit, Bubarkan PKI'. Saya terkejut. Karena beberapa waktu lalu saya masih lihat bapak saya berpidato di Istora," kisah Aidit.

Dirinya lantas mengetahui hidupnya akan dipenuhi masa-masa sulit. Banyak kawan-kawannya yang meledek ayahnya hingga membuatnya menjadi jago berkelahi karena ledekan itu.

"Tiap ada orang yang meledek saya lawan. Tiap ada yang menghina ayah saya, saya lawan. Akhirnya seorang pastor menasihati saya. Dia bilang 'Nilai kamu bagus, tapi kamu tidak akan lulus kalau kamu terus berkelahi'. Saya pun tidak pernah lagi menggunakan nama Aidit, di belakang nama saya," celotehnya.

Sejak saat itu, tiap menulis nama Ilham, tangannya berhenti sejenak. Nama Aidit yang biasanya ditulisnya, kini harus mulai disimpannya rapat-rapat.

"Karena biasanya saya menggunakan nama itu. Tapi saya harus berhenti menggunakannya. Sampai umur 44 tahun saya tidak menggunakan nama Aidit di belakang nama saya,"  jelasnya.

Hingga di tahun 2003 dalam forum Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB), nama Ilham dipanggil lengkap, disandingkan dengan nama ayahnya, Aidit.

"Saya dipanggil kembali dan nama saya disandingkan, Ilham Aidit. Dan saya ternyata masih duduk di situ. Berarti ini tidak apa-apa," tandas Ilham yang memakai batik coklat lengan panjang.

(rdf/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads