Tommy Soeharto Hadiri Acara Rekonsiliasi dengan Anak DN Aidit di DPR

Tommy Soeharto Hadiri Acara Rekonsiliasi dengan Anak DN Aidit di DPR

- detikNews
Jumat, 01 Okt 2010 15:23 WIB
Jakarta - Di hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober ini para anak-anak dari tokoh-tokoh organisasi pemberontak di masa Orla dan Pahlawan Revolusi berkumpul bersama. Mereka melakukan rekonsiliasi, mengubur rasa dendam dan benci.

Rekonsiliasi bertajuk Silaturahmi Nasional itu digelar di Gedung Nusantara III DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Jumat (1/10/2010) siang ini.

Tampak di antaranya anak Pahlawan Revolusi Jenderal Anumerta Achmad Yani, Amelia Yani, dan Nani, anak Mayjen TNI Anumerta DI Panjaitan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian putra ketua Central Committee Partai Komunis Indonesia (CC PKI) DN Aidit, Ilham Aidit, dan anak Wakil CC PKI Nyoto, Svetlana, tampak juga Feri Omar Nursaparyan, anak mantan KSAU yang dicurigai terlibat G30/S PKI, Omar Dhani.

Tak ketinggalan anak dari tokoh pendiri Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) SM Kartosuwiryo, Sarjono, cucu tokoh DI/TII Aceh Daud Beureueh, Ahmad Zaidi dan putra bungsu mantan Presiden Soeharto, Tommy Soeharto, juga hadir dalam acara rekonsiliasi itu.

Dalam acara rekonsiliasi itu, dari MPR tampak Ketua MPR Taufiq Kiemas dan Ketua DPR Marzuki Alie.

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin anak SM Kartosuwiryo, Sarjono. Kemudian Amelia Yani memberikan sambutan.

"Penculikan dan pembunuhan oleh gerakan G 30/S PKI, peristiwa itu diperingati setiap 1 Oktober. Selanjutntya pemnunuhan terhadap sesama anak bangsa terus terjadi, ratusan ribu terbunuh, sebagian dari kami adalah anak yang kehilangan orang tua untuk melupakannya tidak mungkin. Kami mengalami trauma berkepanjangan," ujar Amelia.

Namun Amelia mengerti, rasa trauma itu tak cuma dimilikinya, putri yang ayahnya menjadi korban penculikan PKI. Beban berat juga dirasakan oleh anak-anak tokoh pemberontak itu.

"Tapi bagaimana dengan Ilham Aidit? Rasa ngeri dikucilkan dan takut memakai nama orang tua sendiri. Lalu bagaimana dari putra Omar Dhani yang menyaksikan Panglima AU itu dipenjara 30 tahun, tahun 1965 adalah fakta sejarah. Tapi adalah kesadaran diri masing-masing untuk berdamai. Karena memaafkan atau memberi maaf adalah sifat Allah SWT. Kami sadar dendam dan rasa benci sudah kami kubur dalam-dalam," tuturnya.
(nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads