Ekspresi ini muncul dalam berbagai email di milis alumni ITB ketika mengomentari masalah serempetan mobil antara Sigit Priyanggoro, alumnus Teknik Elektro ITB angkatan 2002 dengan Pipit Hendra Nurwinahyu, seorang alumnus Teknik Mesin UI angkatan 2000. Sigit membogem Hendra dan lalu Sigit berurusan dengan Polsek Jatiasih.
Alumni UI dan ITB tentu menyayangkan kejadian itu. Apalagi jika masalah ini disangkutpautkan dengan almamater masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alumni ITB pun meminta agar email terkait masalah ini tidak diperpanjang lagi, dan mendukung penyelesaian masalah secara damai. "Jadi saya mohon bantuan kepada teman-teman untuk stop melakukan aktivitas apapun di dunia cyber yang menyangkut kasus ini," imbuh Ari Pribadi, alumni Teknik Elektro ITB 2002.
Ari mencoba memahami situasi Maya, istri Sigit, yang memuat email pertama kali. Ari menilai, Maya hanya dalam kondisi khawatir terhadap kondisi suaminya.
Tanggapan serupa juga datang dari para alumni UI, tempat Hendra bernaung. Sekjen ILUNI UI Andi Bachtiar mengatakan para alumni juga menghendaki masalah itu bisa cepat selesai.
"Kami ingin itu cepat diselesaikan. Kalau bisa dengan cara kekeluargaan, kalau perlu ada yang diluruskan ya diluruskan," ujar Andi Bachtiar kepada detikcom, Senin (30/8/2010).
Andi menjelaskan dia sudah menelepon Hendra. Hendra mengatakan sudah mau berdamai dan mau ditelepon pihak Sigit. Namun dengar tersebarnya email dari Maya jadi agak menghambat proses ini.
"Kenapa kok jadi kayaknya alumni terbawa, karena malah tadi kita sangka mereka berdua anak UI. Tapi Hendra juga nggak bawa-bawa alumni," kata Andi.
Oleh karena itu, pria yang juga alumni Fakultas Teknik UI ini juga berharap bulan Ramadan bisa menjadi momen yang baik untuk saling memaafkan di kedua pihak. Senada dengan para alumni ITB, para alumni UI juga bersepakat untuk tidak memperpanjang lagi masalah ini.
"Case closed sajalah. Nggak heboh kok di alumni, kita sama-sama menahan diri," ujar Andi.
(fay/nrl)