Warga Yogya Gelar Keprihatinan Kasus Pencurian di Museum Sonobudoyo

Warga Yogya Gelar Keprihatinan Kasus Pencurian di Museum Sonobudoyo

- detikNews
Rabu, 25 Agu 2010 19:37 WIB
Yogyakarta - Puluhan warga Yogyakarta yang tergabung dalam Gerakan Moral Rekonsiliasi Pancasila (GMRP) dan Paguyuban Tri Tunggal menggelar aksi keprihatinan atas kasus pencurian benda bersejarah koleksi Museun Sonobudoyo. Mereka menuntut agar kasus itu diusut tuntas dan pelaku pencurian 87 koleksi emas artefak kuno itu ditangkap.

Aksi tersebut di gelar di sisi barat simpang empat Kantor Pos Besar Yogyakarta di Jalan Senopati mulai pukul 16.30 WIB hingga buka puasa.Β  Sebuah panggung berukuran 6 meter persegi lengkap dengan seperangkat pengeras suara di tempatkan di pojok barat berdekatan dengan kompleks Gedung Agung Yogyakarta.

Selain aksi orasi dan membagi-bagikan selebaran kepada warga yang melintasi di kawasan Malioboro, peserta juga menggelar pertunjukan Wayang Hip Hop.
Pertunjukan wayang kontemporer yang penuh humor dengan dalang Ki Catur Benyek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan wayang pukokawan Gareng, Petruk dan Bagong serta para pemain Hip Hop yang mengenakan kustom wayang orang, sang dalang menyentil berbagai kasus di negeri ini mulai dari pencurian koleksi emas di museum hingga kasus Indonesia-Malaysia.

Dalam orasinya koordinator aksi Sapto Raharjo menyatakan pihaknya sangat
prihatin atas kasus pencurian 87 artefak kuno koleksi emas milik Museum
Sonobudoyo pada tanggal 11 Agustus 2010 lalu. Namun sampai sekarang kasus ini belum terungkap.

"Meski polisi sudah berkali-kali menyelidiki tanda-tanda terungkapnya kasus ini belum nampak," katanya.

Menurut Sapto semua benda kuno yang ada di museum merupakan karya bangsa
Indonesia yang tak ternilai harganya. Dia mengkhawatirkan 87 koleksi emas itu akan jatuh dan diperjualkan belikan oleh para koleksi asing di luar negeri seperti kasus pencurian patung di Museum Radya Pustaka Solo.

"Benda-bena itu adalah simbol kebudayaan kita. Kalau koleksi museum sudah
diperjualbelikan berarti kita sudah terperangkap pada budaya pragmatis, semua diukur pakai uang. Ini tidak boleh terjadi dan kasus pencurian di museum harus diungkap," tegas dia.

Hingga aksi berakhir saat buka puasa, aksi berjalan dengan tertib. Aparat
keamanan hanya memantau agar kawasan itu tidak menimbulkan kemacetan
lalu-lintas.

(bgs/anw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads