Tutik Saryanti, anak kandung Sugiyo, yang kini tinggal di Klaten menyatakan keyakinannya bahwa kerangka jenazah yang diketemukan di pekarangan rumah Yulianto pada pembongkaran yang dilakukan Senin kemarin adalah jasad ayahnya. Tutik memaparkan, Sugiyo sebelumnya juga tinggal di Cokrokembang, Polanharjo, Klaten, yang merupakan daerah asal istrinya. Namun kemudian terjadi musibah tanah longsor di desa tersebut yang merenggut nyawa istri Sugiyo dan salah seorang anaknya.
Selanjutnya Sugiyo memilih pindah dan tinggal di desa asalnya di Kragilan, Pucangan, Kartosuro, Sukoharjo. Sedangkan Tutik tetap tinggal di Cokrokembang, memilih tinggal bersama keluarga Dadi Wahyudi, pamannya dari pihak ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dengan diketemukannya kerangka manusia di pekarangan rumah Yulianto, keluarga meyakini bahwa kerangka itu adalah kerangka Sugiyo. Sugiyo memang punya urusan utang-piutang dengan Yulianto.
Semenjak Sugiyo hilang misterius, Yulianto memang pernah dua kali mendatangi Tutik di Klaten yaitu pada tahun 2006 dan 2009. Tujuannya adalah meminta tandatangan Tutik selaku ahli waris tunggal untuk pengesahan jual beli tanah Sugiyo kepadanya. Namun Tutik selalu menolak memberikan tanda tangannya.
Sementara itu, petugas kepolisian sudah meyakinkan dari pemeriksaan forensik diketahui kerangka tersebut berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 40 tahun hingga 65 tahun. Saat dikuburkan korban mengenakan kaos dan celana pendek. Sedangkan untuk mengetahui secara pasti identitas kerangka tersebut diperlukan tes DNA.
(djo/djo)