Kesultanan Siak, didirikan sekitar tahun 1723 yang dulunya berasal dari kerajaan Johor, Malaysia. Kerajaan ini selalu membangun tahtahnya di sepanjang aliran sungai Siak yang membentang dari bagian hulunya di Kabupaten Kampar, melintas ke Pekanbaru dan berakhiir di Kabupaten Siak lantas ke laut pantai timur Sumatera.
Semasa pemerintahannnya, tak pelak turun temurun kerajaan ini mendapat berbagai intervensi dari Belanda. Namun di saat raja ke 11, yang dipimpin Syarif Hasyim Jalil Syaifuudin atau dikenal Sultan Syarif Kasim I, merupakan kesultanan Siak yang memiliki puncak kejayaan, baik ekonomi, politik dan pendidikan.
Sultan yang bertahtah ke 11 ini, dikenal sebagai sultan yang pandai bergaul dengan negara-negara Eropa. Walau kesultanan Siak dibawah bayang-bayang tentara Belanda, namun hubungan baik Sultan dengan kerajaan di Belanda sangat harmonis.
Keharmonisan itulah, Sultan Syarif Kasim I pada tahun 1889 mendapat undangan khusus dari kerajaan Belanda untuk dapat menghadiri penobatan Ratu Wilhelmina. Kabarnya, hubungan yang sangat akbrab itu, membuat Sultan Siak mendapat pengohormatan tersendiri dibanding tamu undangan lainnya.
Kehormatan yang dimaksud adalah, saat penobatan itu, Sultan Siak diberikan kendaraan kuda kerajaan. Kendaraan itu merupakan kendaraan resmi kerajaan Belanda dan paling bergengsi. Sementara dari Amerika justru hanya disediakan mobil sebagaimana undangan lainnya.
Konon kedekatan Sultan Siak dengan ratu Wilhelmina ini saat itu membuat undangan dari Amerika tersinggung. Ini karena Sultan Siak mendapat penghormatan khusus dengan kendaraan milik kerajaan, sedangkan Amerika anggap tamu undangan pada umumnya.
Kedekatan inipulah, Sultan Siak membuat patuh Ratu Wilhelmina yang terbuat dari tembaga. Patung setengah badan itu masih terpajang di ruang tengah Istana Siak. Wajah patung Ratu Wilhelmina masih terlihat muda. Patung ini sebagai bentuk kekaguman sultan terhadap Ratu Wilhelmina.
Banyak ilmu pelajaran yang didapat saat sultan melakukan perjalanan ke Belanda. Dari sana Istana Siak yang megah itu dibangun sultan, perdagangan Asia Tenggara dikuasi Kerajaan Siak. Dimana-mana pembukaan perkebunan karet. Malah Sultan ke 11 ini menguasai sejumlah pertokoan di Singapura.
“Sampai sekarang, patung ratu itu masih tersimpan di istana Siak. Sultan sangat kegum dengan Ratu Wilhelmina sehingga dia berniat membuat patungnya sebagai kenangan di istana,” kata Imran Hasan warga Kabupaten Siak dalam perbincangan dengan
detikcom beberapa waktu lalu.
Ingin melihat secara dekat bagaimana patung tersebut, tidak ada salahnya main ke istana siak sambil menunggu berbuka puasa.
(cha/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini