Agar Tak Salah Urus, Ormas Etnis Harus Dikendalikan

Agar Tak Salah Urus, Ormas Etnis Harus Dikendalikan

- detikNews
Senin, 02 Agu 2010 18:56 WIB
Jakarta - Keberadaan organisasi kemasyarakatan yang berbasis pada kesamaan etnis tidak bisa dihilangkan sama sekali. Namun agar aktifitasnya tidak sampai menjurus ke arah yang salah dan menjadi tidak terkendali, maka jangan sampai terjadi salah urus. 

"Nggak bisa dibubarkan. Hanya memungkinkan ada kendali supaya tidak terjadi salah urus di kemudian hari," kata pengamat sejarah, J.J. Rizal, menanggapi bentrokan antara warga dengan massa FBR di kawasan Rempoa dan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Di dalam pembicaraan telepon sore ini, Senin (2/8/2010), Rizal menuturkan pemicu terbentuknya ormas etnis Betawi. Yakni bermula dari situasi kerawanan situasi keamanan Jakarta menyusul gonjang-ganjing politik nasional pada 1998.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka terdorong membentuk ormas berbasiskan kesamaan etnis sebab kecewa dengan terus tersumbatnya saluran politik untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Namun di dalam perkembangannya, terjadi salah urus terhadap ormas berbasis etnis karena seolah menjadi kendaraan sebagian petualang politik.

"Saya mempertanyakan apakah ini kebangaan etnis atau apa? Mereka tidak punya kendali, bahkan menjadi alat politik sebagian orang," ujar Rizal.

Lebih lanjut dia menuturkan 'ormas' Betawi yang bisa disebut sebagai pelopor, yakni sekelompok jawara yang sering belakangan dikenal sebagai Si Pitung. Nama kelompok yang sebenarnya adalah kependekan dari Pituan Pinulung (7 orang penolong) itu yang kemudian dengan caranya sendiri memperjuangkan aspirasi dan perbaikan nasib rakyat.

"Mereka adalah bagian dari korban developing mentalizm, di mana suara dan aspirasi mereka tidak mampu ditampung para elit politik. Si Pitung merupakan korban dari zaman tanam paksa dan partikelir," tutur Rizal.

(ahy/lh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads