Banda menjadi tempat favorit bagi penjajah Portugis dan Belanda. Mereka datang ke Banda karena di pulau inilah hidup dan berkembang tanaman pala kualitas nomor wahid.
"Karena ini menjadi tempat bisnis, Portugis membangun benteng Belgica danΒ VOC juga membuat kantor di sini. Bahkan, dulu Banda pernah menjadi ibukota Maluku sebelum dipindah ke Ambon," kata Hilmi ABA Baadilla, saat ditemui di Banda Naira, Senin (2/8/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi seperti ini tentu mengkhawatirkan Hilmi dan juga masyarakat Banda lainnya. Apalagi Banda sebenarnya pada zaman dulu sudah dikenal oleh dunia,Β dan menjadi situs sejarah yang tak pernah dilupakan oleh Bangsa Indonesia, karena di Banda Naira-lah, para pendiri bangsa, seperti Bung Hatta, Bung Sjahrir, Cipto Mangunkusumo dan Iwa Sumantri diasingkan oleh Belanda.
Menurut Hilmi, perhatian pemerintah terhadap Banda semakin sedikit. Sebagai contoh, transportasi yang semakin buruk setelah peristiwa kerusuhan Ambon.
"Sebelum kerusuhan, dulu ada pesawat dari Ambon menuju Banda 5 hari sekali dan kapal feri dua kali seminggu," kata Hilmi yang saat ini memilih merantau ke Jakarta dan Bogor itu.
Tapi sekarang, transportasi ke Banda hanya dilayani oleh pesawat Buana Nusantara Airline dua kali seminggu dan kapal feri dua minggu sekali. Pesawat ke Banda hanya ada pada hari Rabu dan Sabtu.
"Ini pun sebagai lobi Des Alwi, sebagai tokoh Banda yang langsung melobi pemerintah di Jakarta. Beberapa waktu lalu setelah kerusuhan, sebenarnya Pelni tak mau untuk mengarahkan kapalnya ke Banda. Namun setelah Des Alwi melakan negosiasi, maka kapal feri milik Pelni itu mau mampir ke Banda, meski seminggu dua kali," kata Hilmi.
Bila memang pemerintah ingin memajukan Banda, maka mau tidak mau perbaikan transportasi menjadi hal yang utama dan penting. "Bagaimana wisatawan, baik domestik maupun mancanegara akan bisa datang ke sini, kalau transportasinya sangat buruk," ujar Hamdi Baadilla, warga Banda Naira yang memiliki usaha pariwisata itu.
Banda seharusnya bukanlah menjadi tempat yang tidak dilirik investor. Sebab, Banda memiliki pesona yang menarik bagi pebisnis dan wisatawan.
Hamdi menyebut di Banda-lah terdapat tempat untuk penyelaman (diving) terbaik di dunia.Β "Para penyelam warga asing sudah mengakui hal ini," kata Hamdi yang memiliki usaha diving itu.
Selain itu, Banda memiliki potensi wisata sejarah yang sangat menarik. Selain masih banyaknya peninggalan Portugis, Belanda, dan Inggris, di Banda juga masih banyak peninggalan terkait perjuangan kemerdekaan, seperti rumah pengasingan Bung Hatta, Sjahrir, Iwa Kusuma Sumantri, dan Tjipto Mangunkusumo.
Banda, kata Hamdi, juga memiliki potensi bisnis yang luar biasa. "Perikanan menjadi produk utama saat ini dan perkebunan pala juga menjadi favorit. Banda merupakan penghasil pala berkualitas nomor satu hingga saat ini," jelas dia.
Banda juga potensi tempat wisata bahari dan wisata pulau. Di kepulauan Banda, sedikitnya ada 13 pulau yang saling berdekatan dengan pemandangan yang sangat indah. "Di Banda juga ada gunung api yang juga bisa menjadi tempat wisata menarik. Jadi, sudah saatnya transportasi ke Banda diperbaiki," ujar dia.
(asy/nrl)