"Mungkin pemerintah bisa memberlakukan jika seseorang akan beralih dari mobil manual ke mobil matik, harus dites lagi," kata instruktur senior dari Indonesia Defensive Driving Center (IDDC), Dodi Budiono, kepada detikcom, Kamis (29/7/2010).
Apakah harus ada SIM khusus untuk memegang mobil matik? "Ya, itu bisa jadi alternatif untuk mengurangi kecelakaan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tidak ada batasan waktu tertentu untuk bisa memastikan seseorang bisa mahir mengendarai matik. "Tergantung orangnya juga, ada yang baru sebentar pegang langsung bisa, tapi ada juga yang lama," kata Dodi.
Yang terpenting, pengemudi matik sebaiknya membiasakan diri dulu sebelum benar-benar membawa mobil matik seorang diri. "Untuk pertama-tama, perlu pendamping," kata Dodi.
Dodi juga memberi sedikit tips untuk Anda yang ingin beralih atau belajar mengendarai mobil matik. Setiap pengendara tidak boleh arogan, sombong, percaya diri berlebihan dan merasa menyetir di zona yang aman.
"Kalau kita sudah merasa begitu, maka otomatis kita akan lengah dan tidak waspada. Itu yang berbahaya," katanya.
Selain itu, pengemudi jangan panik jika terjadi sesuatu. Karena jika panik, pengemudi bisa saja salah menginjak pedal. "Seperti yang terjadi di Cibubur kan dia salah injak rem keliru pedal gas," katanya.
Kecelakaan mobil matik berulang kali terjadi. Yang terbaru, peristiwa di Cibubur Junction yang menewaskan seorang bocah. Mad Hani, sopir Honda City yang celaka itu mengaku baru memegang mobil matik 3 jam sebelum kejadian.
Peristiwa lainnya terjadi di Surabaya. Mobil Honda Jazz L 1239 XM jatuh dari ketinggian 2 meter di area parkir Ruko Taman Beverly, Jalan HR Muhammad. Dua orang yang berada di dalam mobil itu selamat.
(ken/nrl)