"Saya melihat ada pihak-pihak tertentu yang memperkeruh suasana," tutur Hary Tanoe kepada wartawan usai menghadiri rapat dengar pendapat umum dengan Komisi III DPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (27/7/2010).
Namun, saat ditanya siapa pihak-pihak tertentu tersebut, Hary enggan menyebutkan. "Saya tidak tahu siapa," ujarnya singkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kondisi kakaknya yang under pressure, Hary pun lantas menemui Amari di Gedung Bundar Kejagung. Dalam pertemuan tersebut, Hary mengaku dirinya berbicara tentang perlu atau tidak untuk mengganti kerugian negara dalam kasus Sisminbakum.
Namun demikian, Hary membantah bahwa dengan menanyakan hal tersebut berarti pihaknya mengakui ada kerugian negara dalam kasus Sisminbakum. "Tentunya harus dibuktikan, karena saya berkeyakinan kalau tidak ada kerugian negara. Kalau seandainya itu menjadi putusan hukum tetap. Jadi pembicaraan hanya itu saja," ucapnya.
Menurut Hary, dalam pertemuan tersebut dirinya hadir sebagai masyarakat, bukan pihak yang berkasus. Pertemuan tersebut juga tidak bermaksud apa pun. Hary bahkan mengaku telah mengklarifikasinya kepada Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan (Jamwas) Marwan Effendy.
"Pertemuan saya dengan Pak Amari itu tidak ada apa-apa, sudah diklarifikasi dengan Jamwas. Saya diminta, diundang Jamwas untuk memberikan klarifikasi dan saya sudah klarifikasi," ungkapnya.
Namun, dalam perkembangannya ada pertemuan dirinya tersebut terlalu dibesar-besarkan. "Tapi saya lihat yang berkembang itu dibesar-besarkan dan tidak wajar. Ada upaya saya untuk memperkeruh suasana, kebocoran cekal, sama sekali tidak ada. Kenyataannya itu saya bawa staf saya," terangnya.
"Ini harus dipahami. Pengertian yang berkembang sangat berbeda. Sebenarnya masalah ini masalah sederhana, jadi tidak ada polemik," tandas Hary.
(nvc/nrl)