Tidur Ala Pelaut di KRI Makassar

Perjalanan Sail Banda

Tidur Ala Pelaut di KRI Makassar

- detikNews
Senin, 26 Jul 2010 12:01 WIB
Makassar - Berlayar dengan kapal perang, tentu berbeda halnya dengan kapal penumpang. Para peserta pelayaran Sail Banda 2010, dengan KRI Makassar, mendapatkan pengalaman berharga bak seorang pelaut.

Saya berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara menuju Pulau Banda di Maluku Tengah dalam tugas peliputan Sail Banda 2010. Bersama peserta lain, kami bergabung dalam kegiatan Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari yang dikoordinir Kementerian Koordinator kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) dengan menumpang KRI Makassar.

"Ini kamarnya," kata seorang bintara TNI AL menunjukan kamar saya di KRI Makassar. Inilah pertama kali saya memasuki kapal angkut pasukan ini, Jumat (23/7/2010) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kamar itu berukuran 5x3 meter. Ada 5 pasang ranjang bersusun untuk total 10 orang penghuni. Nomor ruangan kamar kami adalah J02 yang berada di dek J. Melihat bentuknya, kamar ini seperti barak bagi para prajurit TNI.

Setiap ranjang panjangnya 180 cm. Pas benar untuk tubuh saya yang tingginya 171 cm, lebarnya pun tidak seberapa tapi lumayan empuk. Setiap ranjang dilengkapi dengan lampu baca dan di bagian bawah ada dua buah laci untuk menampung peralatan pribadi. Ada juga tirai untuk menjaga privasi, cukup nyaman. Ruangan ini juga dilengkapi AC.

Sesuai dengan tugas KRI Makassar, kapal ini digunakan untuk mengangkut pasukan. Nah, ruangan yang kami tempati ini merupakan kelas prajurit. Ruangan untuk perwira ada di Dek F. Tentunya ruangannya lebih luas dan lebih nyaman.

Kapal sedikit berayun saat menerjang ombak besar. Walau goyangannya tidak begitu terasa. Namun ada juga beberapa peserta yang sudah mual dan muntah-muntah. Saya satu ruangan dengan 2 staf Kemenko Kesra, 5 pembimbing peserta dari LIPI dan 2 peserta dari Sekolah Tinggi Perikanan.

Nah, bagaimana untuk urusan mandi? Kamar mandi terletak satu dek di atas ruangan kami. Mandinya pun beramai-ramai ala prajurit.

"Kamarnya enak, hanya agak sempit. kamar mandinya juga terbuka, jadi kalau

mandi agak risih," ujar peserta asal Universitas Brawijaya Malang, Muhlasin

(23).

Walau begitu, Muhlasin merasa betah di kamar ini. Dirinya cukup menikmati kegiatan pelayaran ini. "Saya senang, kegiatan ini menambah pengalaman saya," terang pria yang berhasil membuat software tentang aksara Jawa  ini.

Muhlasin dan rekan-rekannya akan menghabiskan waktu kurang lebih 2 minggu di kapal ini. Rute yang kami tempuh dari Jakarta, Makassar, Pulau Banda dan Ambon sebelum pulang lagi ke Jakarta.
(rdf/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads