'Stop Bullying, Kita Bukan Calon Monster'

'Stop Bullying, Kita Bukan Calon Monster'

- detikNews
Sabtu, 24 Jul 2010 16:29 WIB
Jakarta - Bullying atau fenomena kekerasan di sekolah belum juga berkurang. Banyak kasus muncul dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Kampanye anti-bullying dirasa perlu terus dilakukan.

Sejiwa, LSM yang bergerak di bidang perlindungan anak, punya cara sederhana namun tergolong baru untuk mengkampanyekan antikekerasan di kalangan pelajar. Mereka merilis sebuah lagu yang akan disebarkan ke sekolah-sekolah.

Lagu berjudul "Jangan Bullying, Kita Bukan Calon Monster" itu dirilis pertama kali oleh Sejiwa dalam acara Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap Anak denga teman "Stop Bullying" di Hotel The Akmani, Jl KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (24/7/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lagu yang cukup mudah dihafal ini diciptakan oleh Direktur Eksekutif Sejiwa, Diena Haryana. Ia menggandeng mantan vokalis grup band terkenal Seurieus, Candil, sebagai penyanyinya.

Secara keseluruhan, lagu berdurasi 4 menitan tersebut berisi sindiran terhadap para siswa yang tega berbuat kekerasan, baik secara sendiri-sendiri maupun kelompok, terhadap temannya. Berikut lirik lengkap lagu tersebut:

Hai anak sekolah
Apa yang kau cari?
Waktu kau gencet adik sekolahanmu
Ramai-ramai kau ejek si lemah
Sengaja kucilkan si pemalu
Memalak sebatang rokok

Balum tentu kamu lebih sukses
dari mereka yang pernah kau tindas
Stop Bulying, kita bukan calon monster

Hai anak sekolah
Apa kau tak malu
Tertawakan anak yang tak mampu
Ramai-ramai kau hajar si ngocol
Lalu kau ancam kau laporkan ke guru
atau kau rasa sendiri akibatnya


Tidak hanya lagu, Sejiwa juga membuat film tentang kekerasan di sekolah. Dalam film pendek tersebut digambarkan model-model bullying yakni antara lain kekerasan siswa terhadap siswa, pengeroyokan, serta guru terhadap murid.

Untuk yang terakhir, ditampilkan adegan seorang murid yang tanpa sengaja menabrak gurunya sehingga menyebabkan buku yang dibawa sang guru terjatuh. Meski telah meminta maaf, namun guru yang merasa berkuasa itu tetap memberikan hukuman fisik berupa tamparan ke muka muridnya.

"Kamu pikir kamu itu siapa? Dasar nggak punya sopan santun. Kamu mau nggak naik kelas? Kamu mau nilai kamu merah? Saya berkuasa di sini," kata guru berkemeja biru itu.
(irw/ken)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads